Para putra dan putri asal Papua calon Bintara TNI menjalani Pendidikan Pertama Bintara (Dikmaba) TNI di sejumlah Resimen Induk Daerah Militer (Rindam) di Pulau Jawa. (Foto: Puspen TNI)

PAPUA, iNews.id - Sebanyak 1.000 putra dan putri asal Papua yang merupakan calon Bintara TNI menjalani Pendidikan Pertama Bintara (Dikmaba) TNI di sejumlah Resimen Induk Daerah Militer (Rindam) di Pulau Jawa. Pendidikan ini merupakan program Otonomi Khusus di wilayah Kodam XVIII/Kasuari 2020.

Sebanyak 1.000 calon Bintara tersebut terdiri atas 330 siswa dikirim ke Rindam III/Siliwangi Bandung, 240 siswa Bintara ke Rindam IV/Diponegoro Semarang, 260 siswa ke Rindam V/Brawijaya Surabaya dan 130 calon Bintara ke Rindam Jaya Jakarta. Sebanyak 40 putri asli Papua mengikuti pendidikan di Pusat Pendidikan (Pusdik) Korps Wanita TNI Angkatan Darat (Kowad), Lembang, Bandung, Jawa Barat.

Pangdam XVIII/Kasuari Mayjen TNI I Nyoman Cantiasa mengatakan, Kodam Kasuari sengaja menyebar para calon Bintara TNI asal Papua itu di Pulau Jawa karena beberapa alasan. 

"Pertama, saya selaku Pangdam, kami punya Rindam tapi belum sempurna. Jadi, ada berapa pembina pengasuh pelatih dan alat fasilitas sarana belum terpenuhi sehingga kami titipkan di luar Kodam XVIII/Kasuari,” kata Pangdam XVIII/Kasuari dalam tayangan Youtube TNI AD, Minggu (7/2/2021).

Para putra dan putri asal Papua calon Bintara TNI menjalani Pendidikan Pertama Bintara (Dikmaba) TNI di sejumlah Resimen Induk Daerah Militer (Rindam) di Pulau Jawa. (Foto: Puspen TNI)

Kedua, Kodam XVIII/Kasuari ingin memberikan wawasan sehingga para siswa calon bintara mengetahui dan mengenal Indonesia secara utuh, bukan hanya Papua dan Papua Barat. Ketiga, jumlah siswa calon bintara yang lolos seleksi cukup banyak mencapai 1.000 orang, sehingga tidak mungkin bisa ditangani pendidikannya hanya oleh satu Rindam.

“Kebetulan yang kami lihat siap dan bagus itu sementara di daerah Jawa, dan kebetulan kosong pendidikan di sana sehingga kami titip pendidikan di daerah Jawa,” ujarnya.

Komandan Rindam IV/Diponegoro Kolonel Inf Tarsono menjelaskan, setiap prajurit siswa yang mengikuti pendidikan harus melewati tes diagnostik untuk mengetahui kemampuan masing-masing, baik kemampuan akademis, kesehatan, maupun jasmani.

Para calon Bintara Prajurit Karier (PK) Otsus Papua tersebut menempuh pendidikan selama 20 minggu, terhitung mulai 4 November 2020 hingga 23 Maret 2021. Mereka mengikuti materi pendidikan dasar keprajuritan.

Sementara itu, Komandan Rindam Jaya Jakarta Kolonel Inf Prasetyo menjelaskan, materi pendidikan pertama Bintara PK dan umum sama. 

"Hanya mereka ada perbedaan, ketika mereka kejuruan, nanti di Puslatpur khusus cabang umum murni keinfanterian, sedangkan Otsus lebih banyak teritorial karena mereka lebih banyak diarahkan sebagai Babinsa (Bintara Pembina Desa) di satuannya kelak,” katanya.

Program Bintara Otsus tersebut memang membuka kesempatan sebanyak-banyaknya bagi putra dan putri asli Papua menjalani pendidikan militer, termasuk bagi mereka yang pernah gagal ikut seleksi terdahulu.

Seperti diungkapkan Jefri Wilson, salah satu siswa Secaba Otsus Papua yang sudah pernah mendaftar masuk TNI sebanyak empat kali sebelum mendaftar program Otsus. Dia sangat bersyukur karena akhirnya lolos program Otsus.

"Saya pernah ikut seleksi Secaba, mendaftar sekitar empat kali. Waktu itu mendaftar tidak lulus juga dan sekarang saya lulus seleksi Secaba,” katanya. 


Editor : Maria Christina

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network