JAKARTA, iNews.id - Beragam jenis pakaian adat Papua yang punya ciri khas dan keunikan tersendiri. Ada banyak macam pakaian adat Papua, namun kali ini akan dibahas enam jenis di antaranya.
Pakaian adat ini biasanya digunakan warga Papua baik laki-laki maupun perempuan dalam acara tertentu. Seperti acara pesta adat, kegiatan kebudayaan, pernikahan maupun aktivitas keseharian.
Menariknya, pakaian adat Papua ini berbeda dengan daerah provinsi lain di Indonesia. Bahkan bahan pembuatannya banyak yang masih berasal dari alam sehingga saat dikenakan begitu alamiah.
6 pakaian adat Papua yang super unik:
1. Koteka atau holim
Koteka atau holim merupakan pakaian adat Papua khusunya bagi para laki-laki. Bahan pembuatannya terbuat dari kulit labu air yang dibuang bijinya kemudian dikeringkan dan dijemur hingga kering.
Penjemuran digunakan agar kulit bisa lebih awet dan tahan lama saat dirancang untuk dibuat menjadi koteka. Pakaian adat koteka memiliki ciri khas, yakni diberikan bulu-buluan seperti bulu ayam ataupun bulu burung pada bagian bawah koteka.
Koteka biasanya digunakan oleh laki-laki dan digunakan dengan cara melingkar pada pinggang pengguna untuk melindungi wilayah kemaluan laki-laki agar tidak terlihat. Jenis koteka dilihat dari kegiatan apa yang dilakukan oleh pengguna.
Saat sedang beraktivitas sehari-hari, koteka yang digunakan cenderung menggunakan koteka pendek agar pengguna leluasa dalam melakukan pekerjaan. Sedangkan, untuk koteka panjang digunakan dalam acara formal seperti acara adat ataupun acara kebudayaan lainnya.
Penggunaan koteka kini mulai dibatasi demi keselamatan dan keamanan warga. Namun, penggunaan koteka masih banyak di wilayah pegunungan Papua.
2. Rok Rumbai
Rok rumbai merupakan pakaian adat Papua yang sering digunakan dengan baju kurung sebagai atasannya. Rok rumbai merupakan bawahan yang terbuat dari dari daun sagu kering dan dianyam sedemikian rupa membentuk rok.
Biasanya yang menggunakan rok rumbai ini yaitu masyarakat yang menetap di wilayah pegunungan tengah atau di daerah pesisir pantai.
Rok rumbai tidak hanya bisa dikenakan oleh perempuan, tetapi para pria juga bisa menggunakan sebagai bawahan saat ada kegiatan acara adat.
3. Pakaian adat Sali
Pakaian adat Sali dikenakan khusus perempuan Papua yang masih lajang. Perempuan yang telah menikah, tidak boleh mengenakannya.
Sali terbuat dari kulit pohon sagu yang dikeringkan. Kulit pohon juga yang dipilih harus berwarna cokelat, agar sali yang dibuat terlihat menarik dan sempurna. Sali harus dibuat dengan telaten, untuk menciptakan warna yang indah.
4. Pakaian adat Yokal
Yokal merupakan pakaian adat dari Papua yang dibuat khusus untuk perempuan yang telah menikah. Pakaian ini biasa digunakan oleh mama-mama Papua dalam aktivitas sehari-hari.
Yokal terbuat dari kulit pohon yang berwarna mencolok cokelat tanah dan dibuat dengan cara dianyam. Pemakaiannya yakni dililitkan pada penggunanya untuk menutupi bagian badan.
5. Pakaian Adat Ewer
Pakaian adat Ewer ini berupa rok rumbai yang terbuat dari susunan daun sagu atau jerami dikeringkan. Pakaian ini untuk menutupi bagian bawah baik dipergunakan laki-laki maupun perempuan.
Biasanya dalam pemakaian pakaian adat ewer disertakan aksesoris atau manik-manik dan hiasan seperti bulu burung kasuari dan anyaman daun sagu.
6. Noken
Noken merupakan pakaian adat Papua yang menyerupai tas selempang. Noken ini biasanya digunakan oleh para perempuan dan laki-laki Papua untuk berbelanja dan membawa barang.
Noken dahulu digunakan dengan cara diikatkan kepala, namun saat ini noken bisa digunakan dengan menyelempangkan noken ke bahu pengguna. Noken ini tidak hanya digunakan oleh perempuan tetapi juga pria bisa menggunakannya.
Noken biasanya digunakan oleh para suku Asmat. Noken memiliki harga jual yang tinggi dan menjadi salah satu simbol kebanggan masyarakat Papua.
Editor : Donald Karouw
Artikel Terkait