JAYAPURA, iNews.id – Sedikitnya 600 dari 1.950 mahasiswa asal Yahukimo, Papua, yang kuliah di berbagai kampus di nusantara telah kembali pulang. Hal ini buntut aksi rasisme yang terjadi beberapa waktu lalu.
"Dari sebanyak 1.950 mahasiswa, yang ada di sini (Jayapura) sudah pulang itu 600 orang. Lalu 120 mahasiswa lainnya ada di ibu kota (Jakarta)," ujar Bupati Yahukimo Abock Busup di Kota Jayapura, Selasa (17/9/2019).
Bupati Yahukimo Abock Busup mengaku telah mendapat keterangan dari sejumlah mahasiswa yang ditemuinya. Mereka mengungkapkan jika mendapat intimidasi sehingga enggan kembali ke tempat studinya untuk melanjutkan kuliah.
"Jadi, saya tanya mereka (mahasiswa), mengapa kalian tidak mau bertemu dengan gubernur saat di Jawa Timur. Mereka sampaikan masih mendapat tekanan (rasisme) sehingga mereka pulang," katanya.
Abock juga mengungkapkan sesama para mahasiswa yang kembali ke Papua itu akan menggelar pertemuan untuk menyamakan persepsi dan langkah ke depan selanjutnya.
"Mereka mengaku mau bertemu dulu dengan sesama koordinator tiap kabupaten. Mereka mau rapat, lalu akan bertemu dengan Gubernur Lukas Enembe dan menyampaikan alasan tidak bertemu waktu di Jawa Timur," ucapnya.
Mengenai unjuk rasa warga Dekai, Kabupaten Yahukimo, pada Senin (16/9/2019), dia menjelaskan aksi tersebut sebagai bentuk solidaritas tolak rasisme.
"Jadi saya dapat foto soal demo damai dan saya sudah sampaikan ke mereka agar setelah itu bubar. Saya juga sudah berkomunikasi dengan kapolres demo itu damai," katanya.
Abock menilai, seharusnya demo tersebut sudah tidak perlu lagi dilakukan. Namun penting untuk mengambil langkah dan tindakan menyelesaikan persoalan yang mengemuka.
"Demo ini karena mereka mendapat informosi dari Jayapura akan menggelar demo serentak. Jadi mereka lakukan aksi di Yahukimo. Kira-kira 1.000-an orang yang berdemo, semua toko dan aktivitas memang sempat terhenti, tapi situasi aman," tuturnya.
Editor : Donald Karouw
Artikel Terkait