JAKARTA, iNews.id – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat suhu maksimum udara di Indonesia dalam lima hari terakhir berkisar 34-36 derajat Celcius. Suhu panas dan terasa gerah yang dikeluhkan masyarakat ini sesungguhnya merupakan fenomena biasa di awal musim kemarau.
Berdasarkan laporan pencatatan meteorologis suhu maksimum udara, umumnya terjadi pada siang atau tengah hari, beberapa kali suhu udara di atas 36°C terjadi di Sentani, Papua. Sedangkan di Jabodetabek, pantauan suhu maksimum tertinggi terjadi di kawasan Soekarno-Hatta dan Kemayoran yaitu 35°C.
Kemudian, Tanjung Priok 34,8°C dan Ciputat 34,7°C. Adapun di Pulau Jawa, suhu udara siang hari terpanas tercatat di Tanjung Perak (Surabaya) yang terukur 35°C.
BMKG menyatakan, wilayah perkotaan terutama di kota besar umumnya memiliki suhu udara yang lebih panas dibandingkan bukan wilayah perkotaan. Sementara itu catatan kelembapan udara menunjukkan sebagian besar wilayah Indonesia berada pada kisaran > 80- 100 persen, yang termasuk berkelembapan tinggi.
“Fenomena udara gerah sebenarnya fenomena biasa pada saat memasuki musim kemarau,” kata Deputi Deputi Bidang Klimatologi BMKG Herizal, Selasa (26/5/2020).
Dia menuturkan, untuk Jabodetabek, periode April-Mei merupakan bulan-bulan di mana suhu udara secara statistik berdasarkan data historis memang cukup tinggi, selain periode Oktober-November. Pada musim kemarau suhu udara maksimum di Jakarta umumnya berada pada rentang 32-36°C.
Udara panas gerah juga lebih terasa bila hari menjelang hujan, karena udara lembap melepas panas laten dan panas sensibel yang menambah panasnya udara akibat pemanasan permukaan oleh radiasi matahari.
Suasana gerah secara meteorologis disebabkan suhu udara yang panas disertai dengan kelembapan udara yang tinggi. Kelembapan udara yang tinggi menyatakan jumlah uap air yang terkandung pada udara.
Semakin banyak uap air yang dikandung dalam udara, akan semakin lembap udara tersebut, dan apabila suhu meningkat akibat pemanasan matahari langsung karena berkurangnya tutupan awan, suasana akan lebih terasa gerah.
Sementara itu, perkembangan musim kemarau hingga Pertengahan Mei 2020 menunjukkan sebanyak 35 persen wilayah Zona Musim (ZOM) sudah memasuki musim kemarau. Beberapa wilayah yang sudah masuk musim kemarau antara lain sebagian besar wilayah di NTT dan NTB, serta sebagian Jawa Timur bagian selatan.
Selain itu, sebagian Jawa Tengah bagian utara dan timur, sebagian Jawa Barat bagian utara dan timur serta Bekasi bagian utara, Jakarta bagian utara, dan sebagian daerah Papua dan Maluku.
BMKG mengimbau masyarakat tidak panik dengan suasana gerah yang terjadi. Kendati demikian, masyarakat perlu menjaga kesehatan dan stamina sehingga tidak terjadi dehidrasi dan iritasi kulit.
“Terus ikuti pembaharuan informasi BMKG terkait perkembangan musim, informasi prediksi cuaca dan iklim, indeks kualitas udara dan kadar sinar ultraviolet matahari yang baik dan merusak bagi tubuh kita,” ucap Herizal.
Editor : Zen Teguh
Artikel Terkait