JAYAPURA, iNews.id – Balai Besar Pembangunan Jalan Nasional (BBPJN) Wilayah XVIII Papua mengkhawatirkan nasib para pekerja proyek pembangunan jembatan di Distrik Yall, Kabupaten Nduga. Hal ini setelah dilaporkan ada korban tewas dari kalangan pekerja yang dieksekusi kelompok kriminal separatis bersenjata (KKB) pada Minggu (2/12/2018).
"Kami juga belum dapat memastikan nasib ASN (aparatur sipil negara) PUPR yang bertugas mengawasi pembangunan jembatan yang dilakukan PT Istaka," kata Kepala BBPJN Wilayah XVIII Papua Oesman Marbun di Jayapura, Selasa (4/12/2018).
Dia mengungkapkan, PT Istaka Karya membangun jembatan di 41 titik di Kabupaten Nduga. Saat ini pihaknya masih terus melakukan koordinasi dengan aparat keamanan untuk mengetahui perkembangan serta nasib para pekerja dan ASN. Selain itu juga sedang mengupayakan proses evakuasinya.
"Pagi ini saya ke Wamena untuk memantau langsung perkembangannya," kata Marbun, yang mengaku sudah berada di pesawat menuju Wamena, Kabupaten Jayawijaya, untuk selanjutnya ke Kabupaten Nduga.
Kepala Satker Wamena Togap Manik mengakui Efrand Hutagaol, salah satu ASN di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) ditugaskan ke Nduga sejak Jumat (30/11/2018), dan belum diketahui nasibnya.
Dilaporkan, KKB membunuh puluhan karyawan PT Istaka yang sedang melakukan pengerjaan pembangunan jembatan di Kali Yigi dan Kali Aurak, Distrik Yall, Nduga.
Awalnya, dilaporkan 24 pekerja tewas dibunuh KKSB dan 10 lainnya berhasil melarikan diri. Para pekerja sempat diamankan di kediaman tokoh masyarakat setempat namun belum dapat dipastikan perkembangan terbarunya akibat sulitnya komunikasi.
Editor : Donald Karouw
pembunuhan penembakan di papua pekerja proyek nduga teror papua pembantaian istaka karya bbpjn papua oesman marbun 31 pekerja dibunuh
Artikel Terkait