TIMIKA, iNews.id - Pengalaman mengerikan hidup dan mati dirasakan Isa, salah satu pekerja proyek Puskesmas Kepala Air di Ilaga, Kabupaten Puncak, Papua Tengah. Dia menjadi satu di antara 22 korban serangan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).
Isa menceritakan, saat kejadian para pekerja semua sedang berkumpul untuk minum kopi. Lalu dari kejauhan tampak sekelompok orang berjumlah puluhan datang mendekat.
"Kami semua langsung kumpul ditenda, sempat takut tapi belum curiga. Kami kira mereka hanya datang untuk ikut minum kopi," ujarnya usai di Bandara Mozes Kilangin Timika, Jumat (20/10/2023).
Saat semakin dekat, salah satu dari mereka mengeluarkan pistol lalu menembak tapi tidak meletus. Lalu pistol diarahkan ke langit dan terdengar bunyi letusan.
"Kami panik ternyata sudah dikelilingi mereka. Semua langsung lari berhamburan. Saya lari sekencang mungkin ke arah pos tanpa menoleh ke belakang," katanya.
Menurutnya, para KKB ini datang dan langsung menyerang tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Dia juga tak sempat melihat kondisi rekan-rekannya yang lain karena hanya fokus menyelamatkan diri.
"Nanti baru saya dengar ada korban yang meninggal dan beberapa luka-luka," katanya.
Cerita yang sama diungkapkan Martinus Bala, salah satu korban selamat dari serangan KKB meski terluka. Dia mengaku kejadian begitu cepat, tiba-tiba sudah dikepung puluhan KKB.
"Ada 10 orang yang mengeliling kami langsung panah. Di belakang mereka ada puluhan lainnya. Saya lari selamatkan diri, nanti di jalan baru terasa ternyata dua jari saya putus, seperti kena parang," ujarnya.
Diketahui, dalam serangan KKB ini 1 orang tewas, 3 luka-luka dan 18 lainnya berhasil selamat. Para korban langsung dievakuasi ke Timika, Kabupaten Mimika, Papua Tengah. KKB menyerang dengan pistol, senjata laras panjang, busur hingga parang.
Editor : Donald Karouw
Artikel Terkait