SORONG, iNews.id – Desa siluman penerima dana desa dari pemerintah terindikasi ada di Provinsi Papua Barat. Ada kampung dengan kepala kampungnya, namun tidak ada warganya.
Tokoh Pemuda Papua Barat, Marinus Bonepay meminta pemerintah pusat tidak hanya mengungkap desa siluman di Indonesia bagian barat dan tengah namun juga di area timur.
Dia mengatakan ada beberapa kampung di Kabupaten Tambrauw, Provinsi Papua Barat yang sudah menerima dana desa. Uang tersebut digunakan oleh kepala kampung untuk kepentingan pribadi.
“Dana tersebut bukan untuk pembangunan, tetapi untuk membeli mobil Hilux yang digunakan sebagai kendaraan pribadi,” katanya, Senin (12/11/2019).
Untuk mengungkap dugaan desa fiktif tersebut, Marinus minta pemerintah pusat membentuk tim independen yang terdiri dari pihak kementerian, polisi dan kejaksaan. Tim ini nanti turun lapangan untuk penyelidikan langsung.
“Hal ini sudah masuk kategori pencurian dan merugikan keuangan Negara,” kata Ketua DPD Perindo Papua Barat ini.
Marinus mengaku siap mengantar jika ada tim dari pemerintah yang turun ke lapangan untuk menyelidiki desa siluman penerima dana desa di Kabupaten Tambrauw.
Menurut pendapatnya, potensi penyalahgunaan dana desa pada desa siluman karena adanya pemekaran kampung yang dilakukan para kepala daerah. Mereka melakukannya untuk kepentingan politik, sehingga masyarakat dikorbankan.
Sementara itu tokoh Masyarakat Papua, Timotius Kbarek juga meminta pemerintah pusat untuk segera mengambil langkah untuk menyeliki desa siluman penerima dana desa di KabupatenTambrauw.
“Pemerintah pusat jangan segan-segan mengecek kebenaran di lapangan terkait informasi tersebut,” kata Kbarek.
Dari aspek ekonomi, penyalahgunaan dana desa ini digunakan untuk program kerja fiktif sehingga patut diduga sudah terjadi pembohongan.
Diakuinya, tanah Papua masih butuh pembangunan. Hal tersebut perlu diperjuangkan karena merupakan kebijakan nasional dari pemerintah pusat.
“Tetapi ketika disalurkan ke daerah dan digunakan dengan cara fiktif, maka perlu ditindak secara hukum,” ujarnya.
Editor : Umaya Khusniah
Artikel Terkait