JAYAPURA, iNews.id - Sopir angkutan kota (angkot) wilayah Kota Jayapura mogok beroperasi. Aksi ini dilakukan terkait aspirasi penyesuaian tarif yang belum ditindaklanjuti Pemerintah Kota (Pemkot) Jayapura.
Ketua DPD Organda Provinsi Papua Iwan Siswanto mengatakan, aksi mogok dilakukan agar Pemkot Jayapura memperhatikan aspirasi sopir angkot.
"Ini terjadi karena harga BBM naik beberapa bulan yang lalu, terus premium tidak ada dan digantikan dengan pertalite, sehingga kami dari angkutan umum ini merasa agak kesulitan," ujar Iwan di Jayapura, Selasa (21/6/2022).
Dia mengungkapkan, selain pesoalan harga premium yang naik ditambah lagi ketersediannya sulit didapat. Hanya beberapa SPBU saja, kata dia yang melayani di wilayah Kota Jayapura.
"Kita kadang satu hari hanya untuk antre saja. Ini sangat menyulitkan untuk kami para sopir angkutan umum. Sehingga kami minta kebijakan Pemkot Jayapura," ucapnya.
Menurutnya, Organda telah melayangkan usulan penyesuaian tarif kepada Pemkot Jayapura, namun hingga kini belum ada penerapan atau tindak lanjut.
"Teman-teman ini tidak sanggup lagi untuk beli BBM dengan harga yang begitu mahal dan antre yang begitu sulit. Ada Pertamax dan Dexalite tetapi tidak sesuai. Kami minta pemerintah bisa memahami kondisi kami," katanya.
Sementara untuk kenaikan tarif, lanjut dia usulan yang disampaikan besaran 20 - 40 persen dari harga saat ini. Namun pihak sopir angkot tetap mengacu pada tarif yang nantinya ditetapkan pemerintah.
"Artinya pemerintah kami harapkan paham dengan kondisi kami, sudah penumpang sepi, baru habis Covid-19 lagi, ditambah kondisi BBM yang mahal. Sehingga kami para sopir memilih tidak narik. Kami tidak membuat aksi apa-apa, hanya tidak narik," ucapnya.
Editor : Kurnia Illahi
Artikel Terkait