JAYAPURA, iNews.id - Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Universitas Cenderawasih (Uncen) bekerja sama meningkatkan pengetahuan kader kesehatan masyarakat di Papua. Salah satunya dengan cara edukasi melalui pelatihan puluhan kader kesehatan sebagai mitra apoteker di Aula Puskesmas Abepura, Kota Jayapura.
Pelatihan ini bertujuan memberikan pemahaman mengenai aspek manfaat, keamanan dan kualitas obat tradisional serta bahan pangan yang akan dipilih dan digunakan oleh masyarakat. Sebab peredaran obat tradisional dan bahan tambahan pangan ilegal, baik itu palsu maupun tanpa registrasi dapat membahayakan masyarakat.
Guru Besar Bidang Ilmu Analisis Farmasi ITB dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Prof Sophi Damayanti mengatakan, pelatihan tersebut bukan pertama diadakan. Kegiatan ini telah diinisiasi sejak tahun 2017.
"Kami memulai dari daerah terdekat ITB di Kota Bandung, berlanjut ke lingkar dalam di Jawa Barat yaitu Lembang, Pangandaran, selanjutnya lingkar tengah Lombok, dan akhirnya tercapai ke daerah lingkar terluar yaitu Papua," ujar Sophi dikutip dari laman ITB, Senin (5/8/2024).
Menurutnya simpul-simpul kader kesehatan di berbagai daerah perlu terus ditingkatkan karena menjadi penyambung peningkatan pengetahuan kesehatan.
"Ilmu yang diperoleh akan terus mengalir dari kader ke masyarakat sekitarnya,” katanya.
Dia mengatakan, lokasi di Jayapura dipilih berdasarkan laporan tahunan Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) tahun 2022 yang menemukan 15,17 persen produk pangan masih tidak memenuhi syarat. Kemudian 29 sarana tidak memenuhi ketentuan cara produksi pangan olahan yang baik-industri rumah tangga (CPPOB-IRT).
Selain itu, hasil riset kesehatan dasar Provinsi Papua Tahun 2018 juga menunjukkan sebanyak 67,55 persen pasien tidak menggunakan obat konvensional karena beralih menggunakan obat tradisional. Lalu 10.86 persen produk obat tradisional juga ditemukan tidak memenuhi syarat.
Fenomena masih tingginya produk dan sarana yang tidak memenuhi ketentuan serta tingginya penggunaan obat tradisional di Papua mendorong kedua universitas meneliti tingkat pengetahuan masyarakat Jayapura. Selain itu mengedukasi kemanan pangan dan ketepatan cara penggunaan obat tradisional.
Kegiatan ini dilakukan tim Sekolah Farmasi (SF) ITB dengan Hibah Bottom Up Pengabdian kepada Masyarakat 2024 yang dikelola LPPM ITB terdiri dari Prof Dr rer nat apt Sophi Damayanti, Bhekti Pratiwi, apt Muhammad Azhari, apt Defri Rizaldy dan apt Yangie Dwi berkolaborasi dengan jurusan Farmasi FMIPA, Universitas Cenderawasih (uncen).
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini sebagai implementasi tridharma perguruan tinggi yang digelar pada 2-3 Agustus 2024. Kegiatan hari pertama dimulai dengan kuliah tamu untuk mahasiswa di Aula FMIPA Uncen yang dibuka Pembantu Dekan I Bidang Akademik dan Kerjasama FMIPA Uncen Octolia Togibasa.
Acara ini dihadiri lebih dari 100 mahasiswa Farmasi Uncen dan perguruan tinggi kesehatan di Jayapura. Para mahasiswa antusias mengikuti kuliah tamu yang inspiratif dari para dosen SF ITB meliputi pengalaman dan strategi sukses mendapatkan beasiswa pendidikan, peluang riset kolaborasi yang menarik serta membangkitkan semangat para mahasiswa untuk berprestasi dan berkontribusi dalam tridharma perguruan tinggi. Mahasiswa Farmasi diharapkan dapat aktif dan termotivasi untuk meningkatkan kompetensi.
Kegiatan dilanjutkan dengan pelatihan intensif bagi kader posyandu sebagai mitra apoteker. Sebanyak 40 peserta, termasuk para kader yang mewakili puskesmas-puskesmas di Kota Jayapura turut hadir di Aula Puskesmas Abepura.
Para kader dibekali pengetahuan penting tentang keamanan pangan dan penggunaan obat tradisional yang aman. Selain pemaparan materi oleh dosen-dosen SF ITB, kader-kader juga dilatih untuk mengidentifikasi bahan tambahan pangan dan produk-produk obat bahan alam yang beredar di pasaran.
Ketua Jurusan Farmasi FMIPA Uncen Nur Fadilah mengatakan, kolaborasi antara ITB dan Uncen ini diharapkan dapat menjadi langkah awal dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat Papua.
"Kerja sama ini diharapkan membuka peluang untuk penelitian lebih lanjut dalam bidang farmasi dan kesehatan. Dosen dan Mahasiswa Farmasi juga bisa aktif terlibat dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini,” ucapnya.
Editor : Donald Karouw
Artikel Terkait