Ilustrasi KKB yang masih menebar ancaman di Papua sepanjang 2022. (Foto : iNews.id)

JAYAPURA, iNews.id - Teror penembakan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) masih menjadi ancaman serius di Papua. Sepanjang 2022, tercatat ada puluhan warga sipil tewas menjadi korban kebrutalan KKB dan belasan aparat keamanan gugur di Tanah Papua.

Selain itu, di tahun ini publik juga dikejutkan dengan pembunuhan keji yang melibatkan beberapa oknum TNI dari Brigif 20 Timika. Mereka diduga terlibat pembunuhan disertai mutilasi terhadap empat warga Kabupaten Nduga.

Soal KKB, Kapolda Papua Irjen Pol Mathius D Fakhiri menyebut memberi pemahaman terhadap kelompok separatis tersebut penting agar tidak mengganggu jalannya pembangunan. Dia bahkan menilai KKB masih menjadi ancaman pada 2023.

"Memang benar KKB dan kelompok lainnya yang berupaya memisahkan Papua dari NKRI, masih mewarnai gangguan kamtibmas di Papua," ujar Mathius di Jayapura, Rabu (28/12/2022).

Menurutnya, peran serta kepala daerah beserta perangkatnya sangat dibutuhkan karena banyak di antaranya yang masih memiliki kekerabatan dengan anggota KKB. 

"Dengan berbagai pendekatan yang dilakukan, diharapkan dapat mengajak anggota KKB agar tidak lagi mengganggu dan bersama-sama membangun daerahnya," katanya.

Kapolda membeberkan, sepanjang tahun ada ini 13 aparat gugur saat bertugas di Tanah Papua. Jumlah ini menurun dibandingkan periode 2021 yang tercatat ada 15 personel TNI dan Polri gugur.

"Rinciannya 10 personel TNI dan tiga anggota Polri yang gugur," katanya.

Sementara warga sipil yang meninggal dunia selama 2022 mencapai 35 orang. Kemudian untuk korban luka-luka dari aparat sebanyak 14 personel TNI, 3 anggota Polri dan 10 warga sipil. Di sisi lain, anggota KKB yang tewas sebanyak 5 orang. 

Kasus lain yang mengemparkan yakni mutilasi empat orang asli Papua (OAP) melibatkan oknum TNI di SP 1 Distrik Mimika Baru, Kabupaten Mimika, Papua pada 22 Agustus 2022,

Identitas keempat korban bernama Arnold Lokbere, Irian Nirigi, Leman Nirigi dan Atis Tini. Hasil penyelidikan, salah satu korban yakni Leman Nirigi diduga jaringan dari simpatisan KKB Nduga pimpinan Egianus Kogoya yang aktif mencari senjata dan amunisi di Kabupaten Mimika.

Kronologi kejadian bermula saat para tersangka memancing korban untuk menjual senjata. Para pelaku menyiapkan benda menyerupai senjata api untuk meyakinkan korban yang datang dengan mobil rental dan membawa uang.

Saat transaksi, keempat korban dibunuh dan mayatnia dimutilasi lalu dibuang ke sungai di Kampung Pigapu, Distrik Iwaka, Kabupaten Mimika untuk menghilangkan jejak. Potongan tubuh mereka ditaruh dalam 6 karung berbeda, selanjutnya diisi batu-batu dan dibuang ke sungai.

Hasil penyelidikan, motif pembunuhan dan mutilasi ini murni perampokan. Otak kejahatan yakni tersangka berinisial J dan R yang merupakan warga sipil. 

Polisi lalu menetapkan 10 tersangka kasus mutilasi empat orang asli Papua (OAP) asal Kabupaten Nduga yang terjadi di Timika. Penetapan 10 tersangka itu diawali dari pemeriksaan sembilan terduga pelaku. Enam orang di antaranya oknum anggota TNI Brigif 20/IMJ Kostrad.

Saat ini para tersangka masih menjalani persidangan. Salah satunya, Kapten DK yang meninggal belum lama ini karena sakit. Para anggota TNI ini didakwa dengan Pasal 365 ayat (4) Jo 340 jo 339 Jo 170 ayat (1) jo ayat (2) ke-3 jo  406 ayat (1) jo 480 ke-2 jo 221 ayat (1) jo 55 ayat (1) ke-1 KUHP.


Editor : Donald Karouw

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network