Salju abadi di Puncak Jayawijaya, Papua, sebuah gunung tertinggi di Indonesia. (Foto: Facebook)

JAKARTA, iNews.id - Kenapa ada salju abadi di Puncak Jayawijaya? Pertanyaan ini sering muncul karena Indonesia berada di garis khatulistiwa dan beriklim tropis.

Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, Puncak Jayawijaya atau Piramida Carstensz diketahui merupakan puncak tertinggi di Indonesia yang menjadi bagian dari Pegunungan Barisan Sudirman di Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah.

Puncak Jaya atau Piramida Carstensz mempunyai ketinggian 4.884 mdpl dan di sekitarnya terdapat gletser dengan nama yang sama yakni gletser Carstensz. Satu-satunya gletser tropika di Indonesia yang tersisa dan secara perlahan mulai menipis akibat pemanasan global.

Puncak Jayawijaya merupakan gunung tertinggi di Indonesia dan kawasan Oceania. Bahkan menjadi satu dari tujuh puncak tertinggi di dunia.

Dikutip dari laman resmi Pemprov Papua, Puncak Jayawijaya merupakan salah satu tujuan wisata di Papua yang masuk dalam 7 puncak incaran para pendaki gunung dari berbagai belahan dunia. Sebagai salah satu tempat wisata alam yang letaknya di Taman Nasional Laurentz, kawasan ini mempunyai panorama yang sangat indah dan puncaknya selalu tertutup salju.

Di puncak gunung tertinggi di Indonesia ini, salju terhampar begitu luas. Salju di puncak Jayawijaya merupakan salah satu fenomena alam yang unik karena es alami biasanya tidak turun di sepanjang khatulistiwa.

Jika dilihat dari udara, Puncak Jayawijaya bagaikan permadani yang diselimuti tudung putih. Jika matahari sedang cerah, maka hamparan salju tersebut akan akan memantulkan cahaya matahari yang menyilaukan namun tetap mengagumkan. Jika ingin mengibarkan merah putih di puncaknya, akses normal hanya bisa dilewati adalah dari Ilaga dan Sugapa.

Nah soal salju abadi di puncak Jayawijaya bisa terjadi karena beberapa faktor. Salah satunya tingkat kelembaban dan faktor ketinggian.

Pegunungan Jayawijaya dapat memiliki salju karena posisinya yang cukup tinggi dan didukung kelembaban yang pas. Semakin tinggi suatu tempat maka semakin rendah suhunya. Bila didukung kelembaban yang pas, maka dapat terbentuk salju.

Ada juga sumber lain menjelaskan, Puncak Jaya berada di atas garis batas klimatik yang disebut 'garis salju'. Sesuai namanya, garis ini menjadi garis batas pembentukan salju. Di tropis, garis ini dikontrol oleh ketinggian.

Suhu udara di troposfer akan menurun seiring kenaikan ketinggian. Hal ini terjadi karena sumber panas utama troposfer adalah permukaan bumi, bukan penyinaran Matahari. Pada ketinggian tertentu, suhu akan mencapai di bawah nol derajat celsius sehingga es dan salju bisa terbentuk.

Namun tidak selamanya semua puncak di atas ketinggian 4.000 mdpl di wilayah tropis bisa memiliki salju. Seperti pegunungan Andes misalnya, tidak terdapat salju meski memiliki ketinggian di atas 4.000mdpl karena tingkat kelembaban yang amat sangat rendah.

Itulah sedikit penjelasan kenapa bisa ada salju di puncak Jayawijaya.

Namun fakta baru pernah diungkap BMKG. Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyebut puncak Jayawijaya pada 2020 memiliki ketebalan es 31,49 meter. Maka pada 2025 atau sekitar 3 tahun lagi, diprediksi es atau salju abadi sudah punah.

Hal ini terjadi karena dampak pemanasan global. Sebab saat ini kondisi es di Gunung Jayawijaya hanya tinggal 1 persen dari puncak area puncak yang memiliki luas 200 kilometer persegi atau saat ini lapisan es hanya ada di sekitar 2 km.


Editor : Donald Karouw

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network