JAKARTA, iNews.id - Kisah heroik ditunjukkan prajurit Marinir dalam masa awal Operasi Seroja di Timor Timur. Anggota Korps Baret Ungu ini mengorbankan nyawanya demi membawa amunisi untuk prajurit Kopassus sehingga dapat memenangkan pertempuran.
Prajurit Marinir ini yakni bernama Kapten Mar Sugeng Hardjo Taruno. Dia merupakan penerbang helikopter Korps Marinir TNI Angkatan Laut (AL).
Pada Agustus 1976, Kapten Sugeng menorehkan tinta emas lewat aksi kepahlawanannya yang tak lekang oleh waktu dan patut menjadi contoh bagi masyarakat Indonesia. Dia gugur di medan tugas saat mendukung operasi darat di Palagan Timor Timur.
Atas aksi heroiknya, pangkatnya naik satu tingkat menjadi Mayor KKO (Anumerta) Sugeng Hardjo Taruno. Dia meninggal di Dili, Timor Timur, 3 Agustus 1976 pada umur 37 tahun.
Sugeng merupakan tokoh militer dan penerbang Korps Marinir angkatan pertama, alumnus Sekolah Perwira Cadangan KKO (Sepacako) tahun 1962 (Nrp.3119/P). Dia gugur saat melaksanakan tugas terbang ke Kota Same, kota kecil di sebelah selatan Dili, jaraknya sekitar 50 km dari ibu kota Timor-Timur ketika mengantarkan dukungan logistik kepada satu pasukan Kopassus TNI AD yang terkepung.
Kisah ini bermula saat sehari sebelumnya Kogasgab Seroja yang bermarkas di Kota Dili menerima permintaan bantuan logistik dari satu pasukan Kopassus. Mereka dalam posisi terkepung pasukan Fretilin dan kekurangan amunisi.
Menerima permintaan tersebut, satuan pesawat dari Pelita Air Service yang diperbantukan ke Kogasgab diperintahkan untuk mengirimkan logistik berupa makanan, amunisi dan obat-obatan. Tetapi mendengar Kota Same sedang dalam pengepungan, penerbang yang sebenarnya mendapat giliran tugas hari itu menolak untuk bertugas.
Melihat hal itu, Kapten KKO Sugeng yang sudah bertugas pada hari sebelumnya bersedia menggantikannya dengan sukarela. Hal itu kemungkinan besar didasarkan pada pengalamannya sebagai pasukan Infanteri di Batalyon I KKO.
Kemudian dari lapangan terbang Komoro di Kota Dili, Kapten Sugeng menerbangkan pesawat helikopter jenis Bolkow 105 dengan mengangkut logistik yang diminta satuan Kopassus.
Penerbangan pun dilakukan menuju Kota Same, yang dikuasai Fretilin. Sewaktu melakukan manuver ‘approach’, yaitu pendekatan untuk mendarat di ‘landing spot’ yang telah disediakan, dia menerima berondongan peluru dari pasukan Fretilin yang mengepung Kota Same.
Beberapa peluru menembus badannya, namun Kapten Sugeng tetap terus melakukan gerakan untuk mendaratkan helikopternya. Setelah berhasil mendaratkan helikopter, Kapten Sugeng jatuh lunglai dan kemudian gugur karena kehabisan darah.
Akan tetapi usaha dan nyawa yang dikorbankan Kapten Sugeng tak sia-sia, pasukan Kopassus berhasil memperoleh amunisi sehingga mampu melancarkan serangan balik terhadap gerombolan Fretilin.
Atas dedikasi dan kepahlawanannya, Kapten Marinir Sugeng Hardjotaruno dianugerahi Bintang Sakti berdasarkan Keppres Nomor 069/TK/TH. 1978 tanggal 14 Desember 1978. Pangkatnya dinaikkan menjadi Mayor Marinir Anumerta.
Saat ini namanya diabadikan menjadi nama "Kesatrian Marinir Sugeng Hardjo Taruno" Markas Komando Puslatpur Marinir 05 Baluran, Situbondo, Jawa Timur.
Editor : Donald Karouw
Artikel Terkait