ASMAT, iNews,id - Dalam kurun waktu September 2017 hingga Januari 2018, kasus wabah campak di Kabupaten Asmat, Papua, telah menewaskan setidaknya 51 balita. Kasus ini diduga terjadi akibat kelalaian penanganan kesehatan, utamanya pemberian vaksinasi bagi balita di wilayah itu. Kondisi tersebut diperparah dengan kurangnya tenaga kesehatan di dan kebiasaan warga Asmat yang hidup berpindah-pindah.
Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan (Dinkes) Pemerintah Kabupaten Asmat, wabah campak yang menyerang wilayah tersebut diperparah dengan kasus gizi buruk yang juga masih kerap terjadi. Akibatnya, anak-anak dan balita di wilayah tersebut menurun kekebalan tubuhnya. Tingginya angka kematian akibat penyakit tersebut membuat Dinas Kesehatan menetapkan status kejadian luar biasa (KLB) atas kasus itu.
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Papua, dr. Aron Rumainum menjelaskan, dari pemantauan kondisi gizi, kasus gizi buruk di Asmat pada 2017 lalu masih relatif tinggi. “Angkanya bahkan mencapai 14,3 persen. Naik dari angka di tahun sebelumnya yakni sekitar tujuh persen,” ucap Aron, dalam jumpa pers di kantor Dinkes Provinsi Papua, Senin (15/1/2018).
Menindaklanjuti kasus tersebut, Dinas Kesehatan Provinsi Papua bersama instansi lain membentuk tim khusus reaksi cepat penanggulangan KLB ke Asmat. Tim ini rencananya akan diberangkatkan ke Kabupaten Asmat bersama tim kesehatan dari Polda Papua dan Kodam 17 Cenderawasih, yang jumlahnya sekitar 20 orang tenaga medis.
“Seperti biasa kalau sudah ada data kami turunkan tim. Ada uang atau tidak kami turunkan tim. Sesuai dengan tanggung jawab kesehatan masyarakat bidang pengendalian penyakit. Kami juga akan libatkan Unit Percepatan Pembangunan Kesehatan Papua (UP2KP). Dan juga kami akan berkoordinasi karena ada tim dari Polda dan Kesdam,” ucap Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua, drg. Aloysius Giyai.
Berdasarkan laporan Dinkes Provinsi Papua, kasus campak tidak hanya terjadi di Kabupaten Asmat, melainkan di beberapa kabupaten/kota di Provinsi Papua sejak awal Januari 2017. Yakni Kabupaten Jayapura sebanyak 108 kasus tanpa kematian, Mimika 261 kasus tanpa kematian, Biak, 29 kasus tanpa kematian , Kota Jayapura, 166 kasus tanpa kematian, Merauke, 46 kasus dengan 1 kematian, Boven Digoel 30 kasus tanpa kematian, Puncak Jaya 233 kasus tanpa kematian, dan terparah saat ini 568 kasus,dengan 51 balita yang meninggal dunia.
Tak hanya Dinkes dan TNI/Polri yang membentuk tim khusus ke Asmat, sejak kasus ini mencuat, Presiden Joko Widodo bahkan telah menurunkan tim dari Jakarta untuk mengatasi KLB di wilayah itu.
Editor : Himas Puspito Putra
Artikel Terkait