JAKARTA, iNews.id - Keributan sempat terjadi di Rumah Dinas Wakil Gubernur Papua di Jalan Trikora Dok V, Jayapura, Sabtu (22/5/2021) pukul 20.38 WIT. Peristiwa ini bermula dari ketidakpuasan ratusan masyarakat pegunungan yang datang ke rumah duka untuk meminta kejelasan penyebab meninggalnya Wagub Papua Klemen Tinal.
Informasi dirangkum iNews, kronologi dan fakta kejadian bermula saat massa dari masyarakat pegunungan datang dengan membawa panah dan parang serta melakukan tarian adat di depan rumah duka pada pukul 20.38 WIT.
Pada pukul 20.55 WIT, secara spontan massa sejumlah 60 orang masuk ke dalam rumah duka dan melakukan penyerangan serta perusakan. Aparat dan masyarakat yang berada di dalam rumah berlari ke belakang
Suasana ketegangan bisa diredam setelah beberapa pejabat kepala daerah di pegunungan di antaranya Bupati Puncak Wiliam Wandik, Bupati Mamberamo Tengah Ham Pagawak Dan Kepala Suku Datang menenangkan konsentrasi masyarakat pada pukul 21.09 WIT.
Lalu Asisten I Prov Papua Doren Wakerkwa memberi penjelasan terkait kedatangan jenazah almarhum pada pukul 21.15 WIT. Inti penyampaiannya, keberangkatan jenazah sedikit terlambat karena harus mengurus surat kelengkapan untuk dikirim ke Papua.
"Rencana awal kami harus berangkat dari Jakarta jam 09.00 WIT. Namun ada kendala sehingga kami harus berangkat pukul 11.00 WIT dari Jakarta sehingga tiba di Jayapura pukul 18.00 WIT," katanya.
"Apa yang telah terjadi kami hanya bisa serahkan kepada Tuhan. Kami sangat merasakan kehilangan besar hari ini telah berpulang anak bangsa terbaik di negeri ini," kata Doren.
Pada pukul 21.22 WIT, Bupati Puncak Wiliam Wandik kemudian menjelaskan kronologi meninggalnya Wagub Papua Klemen Tinal.
"Saya mau sampaikan, almarhum semasa hidup tidak pernah menyusahkan orang lain. Dia tidak pernah melibatkan masalahnya kepada orang lain. Almarhum sebelum meninggal sudah pasang alat pembantu pada jantung untuk bertahan hidup," ujarnya.
Pada tanggal 21 April lalu, almarhum diketahui terkena serangan jantung namun masih bisa bertahan. Lalu dibawa ke Jakarta untuk pengobatan di RS Jantung Harapan dan operasi jantung.
"Kemudian tanggal 21 kemarin kami harus kehilangan sosok yang paling kami banggakan. Almarhum telah meninggalkan kita warga Papua," ucapnya.
"Jadi saya mau jelaskan almarhum bukan meninggal tiba-tiba. Almarhum telah lama mengalami sakit jantung yang sangat parah sejak 2016 lalu," katanya.
Menurutnya, selama almarhum sakit jantung tidak pernah mengeluh dan memberitahukan kepada orang lain selain kerabat dekatnya.
"Oleh karena itu hari ini saya mau sampaikan kepada ade-ade mahasiwa itulah kronologi singkat almarhum dan saya pribadi serta keluarga sangat merasa kehilangan yang sangat mendalam," ucapnya.
Pukul 22.07 WIT, Kapolda Papua Irjen Pol Mathius Fakiri yang berada di TKP memberikan imbauan kepada salah satu perwakilan mahasiswa pegunungan tengah yang mengendalikan konsentrasi massa agar tidak ada keributan karena ada suasana duka.
Kemudian pukul 22.19 WIT, massa dapat ditenangkan dan kegiatan ibadah pengucapan syukur almarhum Wagub Papua dapat dilanjutkan
Editor : Donald Karouw
Artikel Terkait