Anggota Satgas Pamtas Yonif 713 saat berada di patok perbatasan RI-PNG di Skouw, Jayapura. (Foto: Dispenad)

JAYAPURA, iNews.idSatgas Pamtas Yonif 713/ST menemukan patok batas peninggalan Belanda dengan Australia yang berada di sektor Utara Perbatasan RI-PNG (Papua Nugini). Untuk mencapai lokasi tersebut, para prajurit TNI harus menempuh perjalanan berat dengan melewati medan terjal dan menuruni tebing curam.

Dansatgas Yonif 713/ST Mayor Inf Dony Gredinand mengatakan, pencarian patok perbatasan negara ini dilaksanakan pada Rabu (22/8/2019). Giat ini dipimpin langsung dirinya bersama dengan para perwira Satgas, sekaligus dengan melakukan patroli.

"Pengenalan medan bagi kami sangatlah penting. Sebagai Satgas yang baru bertugas menggantikan Yonif PR 328, dalam patroli Patok Perbatasan MM-1 ini selain anggota juga diajak beberapa perwira," ujarnya dalam rilis yang diterima pada Rabu (28/8/2019).

Dony mengungkapkan, patroli patok perbatasan merupakan salah satu tugas pokok yang mereka terima. Hal ini untuk memastikan perubahan baik posisi maupun kondisinya.


"Ini penting, selayaknya rumah kita. Jika tidak pernah dibersihkan maka akan rusak atau hilang," katanya.

Menurutnya, Satgas Pamtas Yonif 713 bertanggungjawab untuk mengawasi lima (5) patok Patok Perbatasan yang berada di Sektor Utara Perbatasan RI-PNG.

"Keseluruhannya ada enam, yaitu patok  MM.1, MM.2, MM.2.1, MM.2.2, MM.2.3 dan MM.3A," katanya.

Dia menjelaskan, patok MM atau Monument Meridian yaitu tugu veton bertuliskan nomor titik koordinat pada pelat yang di-stempel sekitar 165 cm.

Meski berjarak relatif dekat, namun medannya cukup terjal dan sulit. Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai lokasi sekitar 3 jam 45 menit.

"Saat menuju patok di pinggir laut, karena terjal dan curam, kami menuruni tebing dengan tali yang dilengkapi tali jiwa, selayaknya panjat tebing," ucapnya.

Dia menegaskan, menuruni tebing dengan tali merupakan salah satu keterampilan prajurit, meski medannya cukup curam.

“Alhamdulillah seluruh tim berhasil tiba di lokasi patok dengan aman," kata Doni.

Menurutnya, keindahan alam di sekitar patok perbatasan yang berada di tepi laut itu mampu mengobati rasa letih dan lelah.

"Saat perjalanan untuk kembali ke Kotis, sekitar 300 meter kami menemukan patok perbatasan peninggalan Belanda dan Australia yang berada di lereng tebing yang curam yang berhadapan dengan laut Pasifik," ujarnya.

Karena patok itu tidak menjadi tanggungjawab dan tak terdata dalam data satgas, maka temuan tersebut segera dilaporkan ke pimpinan. Yaitu Kodam XVII/Cendarawasih dan Korem 172/PWY.

"Patok ini dibuat Belanda dan Australia pada tahun 1930. Digunakan sebagai batas wilayah pendudukan dua negara tersebut. Saat ditemukan, patok yang diukur dengan metode astronomis itu dalam kondisi baik, namun brastablet-nya telah hilang," tuturnya.


Editor : Donald Karouw

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network