JAYAPURA, iNews.id - Masyarakat adat di Kota Jayapura, Papua dinilai sulit menerima perkembangan teknologi. Kondisi ini menyebabkan terjadinya marjinalisasi dan kesenjangan antarwarga.
Sekda Jayapura, Frans Pekey mengatakan, marjinalisasi tidak dapat dihindari karena masyarakat adat sulit beradaptasi dengan kemajuan teknologi.
"Perkembangan teknologi tidak mampu diadaptasi dengan mudah oleh masyarakat adat," kata Frans di Kota Jayapura, Papua, Kamis (5/8/2021).
Dampaknya timbul kesenjangan di antara masyarakat yang mampu beradaptasi dengan mereka yang enggan berkembang dengan situasi sekarang ini. Kondisi ini menjadi tantangan Pemerintah Kota Jayapura.
Perkembangan keterampilan teknologi telah menjadi salah satu agenda yang akan diimplementasikan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Papua 2019-2023.
Program tersebut diharapkan dapat menjadi solusi untuk menjawab tantangan perkembangan teknologi yang dihadapi oleh masyarakat adat Papua.
"Masyarakat adat tidak boleh mengabaikan aspek sustainabilitas dan (pembangunan, red) berkelanjutan," ujarnya.
Frans mengatakan, upaya sekarang ini pemerintah telah membangun komunikasi yang baik dan melakukan pendekatan adat melalui tokoh adat di Papua, yakni ondoafi (kepala pemerintahan adat) dan kepala suku.
Menurut Frans, sejauh ini Pemerintah Kota Jayapura tidak menghadapi kendala dalam menjalin komunikasi dengan masyarakat adat. Dia juga menambahkan, masyarakat adat Kota Jayapura sudah memiliki pemahaman dan pengetahuan yang baik tentang arti penting pembangunan.
Editor : Andi Mohammad Ikhbal
Artikel Terkait