Ketua Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) Mimika Syamsuddin Baena Bandora. (Foto: Antara/Evarianus Supar)

TIMIKA, iNews.id – Sejumlah kelompok paguyuban di Kabupaten Mimika, Papua, mengecam dan mengutuk keras kasus pembunuhan terhadap Sumarna, pekerja olahan kayu di kawasan hutan Kilometer (KM) 7, sekitar 150 meter Jalan Trans Timika – Paniai.

Ketua Kerukunan Keluarga Jawa Bersatu (KKJB) Mimika Parjono mengatakan, paguyuban mereka merasa kehilangan atas meninggalnya Sumarna. Almarhum diketahui merupakan anggota Paguyuban Sunda di Kabupaten Mimika.

"Warga kami yang tidak tahu-menahu dan tidak pernah berbuat masalah dengan orang lain justru dibunuh dengan cara sadis oleh orang tak dikenal. Kami berharap pihak keamanan untuk segera mencari, menangkap dan memproses pelakunya. Tidak boleh dibiarkan begitu saja," ujar Parjono, Jumat (22/11/2019).

Harapan serupa disampaikan Ketua Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) Mimika Syamsuddin Baena Bandora. Dia turut prihatin dengan adanya kejadian ini.

“Kami minta polisi bertindak adil dan mencari pelakunya. Jangan dibiarkan berlarut-larut. Kalau dibiarkan, mungkin besok orang lain lagi menjadi korban. Kami tidak mau kejadian seperti ini terulang lagi. Kalau ada masalah, mari bicarakan baik-baik jangan main hakim sendiri," kata Syamsuddin.

Menurutnya, selama ini ada kesan jika korban pembunuhan bukan merupakan warga asli Papua, maka pelakunya nyaris tidak tersentuh hukum. Hukum di Timika selama ini terkesan tumpul jika korban warga pendatang.

“Ini kenyataan. Ada banyak kasus pembunuhan dengan korban warga pendatang tidak terungkap. Makanya kami minta keadilan, siapapun pelaku harus ditangkap dan diproses dengan seadil-adilnya," ucapnya.

Syamsuddin mengajak semua komponen di Mimika hidup bersama secara berdampingan dengan menjaga kedamaian dan situasi yang kondusif. Jika ada pihak tertentu yang mengetahui keberadaan pelaku, diharapkan memberitahu polisi untuk dapat diproses.

"Situasi keamanan di Kota Timika selama ini cukup bagus, jangan lagi dinodai perbuatan segelintir orang yang memang tidak menghendaki ada kedamaian di tengah masyarakat,” tuturnya.

Ketua Kerukunan Sunda di Mimika Sofyan menambahkan, agar semua pihak mengambil hikmah dari kejadian pembunuhan terhadap almarhum Sumarna tersebut.

"Mudah-mudahan kasus seperti ini tidak terjadi lagi. Mari kita pererat persatuan dan kebersamaan," kata Sofyan yang juga menjabat wakil Ketua Pengadilan Agama Timika.

Kematian alamrhun dengan cara yang tragis menjadi duka bagi keluarga. Kerabat almarhum, Rohmat mengatakan, Sumarna baru satu bulan tiba kembali di Timika. Dia sebelumnya pulang kampung ke daerah Angsana, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten.

"Almarhum ini sebetulnya sudah cukup lama di Timika. Dia sudah empat kali ke sini (Timika). Tapi beberapa waktu lalu dia pulang ke Pandeglang dan baru tiba kembali bulan lalu. Dia tinggal bersama saya di SP7. Istri dan anaknya ada di Pandeglang," kata Rohmat.

Menurutnya saat kejadian, korban baru saja mengantar kayu olahan dari kamp tempat penggergajian kayu ke pinggir jalan dengan menggunakan motor rakitan melalui jalan rel yang terbuat dari papan.

"Kami punya dua kamp. Satu kamp di dekat jalan sekitar 100 meter. Lalu kamp satu lagi di dalam hutan sekitar 500-600 meter dari kamp pertama. Setelah korban menyimpan kayu di luar, dia masuk kembali. Di situlah dia dibunuh, kemungkinan besar dia dibacok dari arah belakang," ujarnya.

Rohmat mengungkapkan, selama ini idak pernah ada permasalahan antara pekerja olah kayu dengan orang lain.

"Kami sudah lama kerja di lokasi itu, sekitar tiga tahun. Tidak pernah ada yang datang melarang kami, aman-aman saja. Biasanya yang datang ke lokasi yaitu pemilik lahan yang tinggal di Jayanti," ucapnya.

Pihak keluarga kini mempercayakan sepenuhnya penanganan kasus pembunuhan almarhum Sumarna kepada polisi. "Semoga pelakunya cepat tertangkap," tuturnya.

Sebelumnya, Kapolsek Kuala Kencana Iptu Hari Katang mengatakan korban dibunuh oleh orang tak dikenal usai menarik kayu olahan dari kamp penampungan menuju pinggir Jalan Trans Timika-Paniai pada Kamis (21/11/2019).

Jenazah korban ditemukan dalam posisi tertelungkup di sebuah kali kering dengan luka-luka di bagian mulut, kepala bagian belakang, pinggang, jari tangan akibat sabetan benda tajam. Diduga pelaku pembunuhan lebih dari satu orang.


Editor : Donald Karouw

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network