TIMIKA, iNews.id – Pendaki Vertical Rescue Indonesia (VRI) Bandung Palah Sabarudin dan Deden Wahyudin yang melakukan operasi SAR menemukan kotak hitam pesawat Twin Otter DHC6-400 PK-CDC yang jatuh di pegunungan Distrik Hoeya, Kabupaten Mimika, Papua, Jumat (27/9/2019).
Kotak hitam berisi komponen peralatan Flight Data Recorder (FDR) dan kokpit Voice Data Recorder (VDR) langsung dievakuasi ke Timika. Selanjutnya akan dibawa ke Kantor Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) di Jakarta untuk diunduh dan mengungkap penyebab jatuhnya pesawat tersebut.
Komandan Lanud Yohanes Kapiyau Timika Letkol Penerbang Sugeng Sugiharto mengatakan, Helikopter Bell SA-315 B Lama PK IWV milik PT Intan Angkasa Air terbang dari Ilaga menuju lokasi dengan membawa dua personel pendaki VRI. Mereka mulai mencari kotak hitam pukul 06.30 WIT.
"Pencarian memakan waktu dua jam setengah. Tim menemukan kotak hitam dan kemudian dijemput lagi dengan helikopter menuju ke Ilaga. Selanjutnya diangkut dengan pesawat Twin Otter PK CDJ milik PT Carpediem dari Ilaga menuju ke Timika," ujar Letkol Sugeng, Jumat (27/9/2019).
Pendaki VRI Deden Wahyudin menjelaskan, kotak hitam tersebut ditemukan pada bagian sebelah kanan ekor pesawat. Di mana bagian ekor pesawat nahas tersebut terpisah dari serpihan pesawat lainnya dan tersangkut pada sebuah batu besar di tebing jurang pegunungan wilayah Distrik Hoeya.
"Kami gunakan kapak dan linggis untuk mengeluarkannya. Butuh waktu sekitar 1,5 jam untuk membongkarnya dan kemudian diangkut ke arah helypad sekitar 1 jam," kata Deden.
Menurutnya, hambatan terbesar menemukan kotak hitam yakni kondisi cuaca berkabut dan suhu yang sangat dingin.
"Jadi kami butuh perlengkapan jaket tebal. Selain itu peralatan angker-angker tali karena untuk mengakses ke kotak hitam-nya harus menggunakan tali," ucapnya.
Hal ini mengingat posisi ekor pesawat menggantung di pinggir tebing. Jadi sebelum dibongkar, ekor pesawat diikat dengan tali agar tidak terjerembap ke bawah jurang.
Diketahui, pesawat Twin Otter PK CDC hilang kontak dalam penerbangan dari Timika menuju Ilaga pada Rabu (18/9/2019). Pesawat itu diawaki Kapten Pilot Dasep Sobirin Ishak dengan Copilot Yudra, serta mekanik Ujang dan membawa seorang penumpang Bharada Hadi Utomo.
Saat kecelakaan terjadi, pesawat tersebut tengah mengangkut 1.600 kilogram (Kg) beras Bulog untuk mendukung program bansos rastra di Kabupaten Puncak. Para korban telah dievakuasi sehari sebelumnya setelalah pencarian lebih dari sepekan.
Editor : Donald Karouw
Artikel Terkait