JAYAPURA, iNews.id – Puluhan guru di Sekolah Menengah Umum Negeri (SMUN) 1 Jayapura, Papua, melakukan aksi mogok mengajar, Jumat (15/2/2019). Mereka menuntut Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua membayar insentif guru berupa uang lauk pauk (ULP) dan uang tambahan penghasilan pegawai (TPP) untuk periode Januari hingga Desember 2018.
Akibat aksi para guru, aktivitas belajar dan mengajar lumpuh total. Beberapa siswa yang sempat datang harus pulang ke rumah karena tidak ada guru yang mengajar.
Para guru memasang spanduk bertuliskan tuntutan mereka. “Kami sekali ASN mengharapkan kepastian ULP, TPP, sertifikasi dan nonsertifikasi tahun 2018. Kami akan melaksanakan tugas jika hak-hak kami sudah dicairkan.”
Wakil Kepala Sekolah Urusan Kurikulum SMUN 1 Jayapura, Edison Takaito mengatakan, aksi mogok ini merupakan aksi lanjutan. Sebelumnya pada Senin, 28 Januari lalu, mereka sudah menggelar aksi serupa di Kantor Gubernur Papua. Tak hanya di sekolah ini, hampir semua guru di berbagai SMA sederajat di Kota Jayapura yang tergabung dalam Aliansi Guru SMU, SLTA, dan SMK, mogok mengajar.
“Waktu itu kami memberikan waktu 14 hari kepada pemerintah membayar ULP, TPP, tunjangan sertifikasi dan nonsertifikasi. Jika tidak dibayar dalam waktu itu, maka akan kami lanjutkan dalam aksi kedua ini yaitu akan berhenti mengajar dan berhenti melaksanakan tugas kami sebagai pendidik dan tenaga kependidikan,” kata Edison.
Edison mengatakan, mereka akan tetap mendesak Pemprov Papua membayar ULP, TPP, serta tunjangan sertifikasi dan nonsertifikasi bagi guru. Jika tidak juga dibayarkan, maka pihaknya bersama seluruh guru SMU dan SMK se-Kota Jayapura akan kembali menggelar aksi unjuk rasa dan mogok mengajar.
“Kami akan terus melanjutkan aksi mogok mengajar hingga mendapat jawaban atas permasalahan yang terjadi,” ujarnya.
Dia menambahkan, sampai saat ini, Pemprov Papua juga belum bisa memberikan kepastian mengenai pembayaran ULP dan TPP guru yang tidak dibayar selama tahun 2018 itu. Mereka hanya mendengar janji-janji.
“Kami masih mendengar berita basi, berita lama dan usang. Mereka hanya menjanjikan akan membayarkan, tapi tidak tahu kapan. Karena itu, kami akan terus mogok mengajar sampai batas waktu yang tidak kami tentukan,” kata Edison Takaito.
Editor : Maria Christina
Artikel Terkait