TIMIKA, iNews.id – Honor tak kunjung cair, ratusan guru honorer di Kabupaten Mimika, Provinsi Papua, melakukan aksi unjuk rasa di depan Kantor DPRD Mimika. Mereka membakar ban dan memblokade jalan dengan memalang akses pintu masuk ke Kantor DPRD Mimika.
Para pahlawan tanpa tanda jasa itu menuntut hak mereka sekitar Rp17,8 miliar yang belum dibayarkan selama setahun penuh sepanjang 2017. Selain itu, mereka juga menuntut Kepala Dinas Pendidikan Dasar Jeni Osehin Usmani agar segera ditangkap.
Akibat aksi protes tenaga pendidik non-PNS di ruas Jalan Cendrawasih depan Kantor DPRD Mimika, akses jalan Kota Timika menuju Kuala Kencana pun lumpuh total. Para pengajar menumpuk batu-batu di tengah jalan dan membakar ban bekas sehingga kendaraan tak bisa melintas di ruas jalan utama tersebut.
Sebelum aksi protes itu, puluhan tenaga guru honorer ini telah melakukan pertemuan dengan wakil Ketua II DPRD Mimika. Mereka meminta bantuan para anggota dewan memfasilitasi pertemuan dengan Bupati Mimika Eltinus Omaleng untuk menyampaikan aspirasinya.
Para guru sudah merasa jenuh dengan janji-janji pemerintah daerah yang pada kenyataannya tak pernah teralisasi. “Kami menuntut agar hak kami atas tunjangan tambahan penghasilan (TTP) atau insentif yang hampir satu tahun tak kunjung cair agar segera dibayarkan,” ujar para guru.
Mereka mengaku, sudah dalam kondisi sangat sulit setelah hampir satu tahun ini hak-haknya tak kunjung dibayarkan. Meski begitu, para guru honorer tetap melaksanakan tugas mengajar. Guru honorer akhirnya memutuskan untuk berunjuk rasa dan memblokade jalan menuju pintu masuk Kantor DPRD Mimika agar para wakil rakyat itu member perhatian.
“Kami terpaksa melakukan unjuk rasa. Ini aksi spontanitas karena aksi-aksi kami selama ini tak kunjung ditindaklanjuti,” tutur salah seorang guru.
Kepala Bagian Operasi (KBO) Polres Mimika Kompol Tonny Upuya yang mengamankan unjuk rasa mencoba persuasif dan bernegosiasi dengan para guru pendemo. Namun, para pengunjuk rasa enggan membubarkan diri. “Kami mengupayakan tindakan yang persuasif dan berupaya mengamankan unjuk rasa agar tidak mengarah pada tindakan anarkis,” katanya.
Editor : Himas Puspito Putra
Artikel Terkait