JAKARTA, iNews.id - Gempa bumi dengan magnitude 6,6 yang mengguncang Kabupaten Sarmi, Provinsi Papua, Kamis (16/10/2025), mengakibatkan puluhan rumah dan fasilitas publik rusak.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari menjelaskan, hasil pendataan sementara tercatat 50 rumah rusak dengan rincian 20 rumah rusak berat dan 30 rusak ringan.
"Beberapa infrastruktur publik juga terdampak antara lain 3 gereja, 2 jembatan, 2 pasar, dan 13 bangunan umum lainnya," ungkap Abdul Muhari dalam keterangannya, Kamis (16/10/2025).
Abdul menjelaskan, saat ini tim reaksi cepat sedang mengkaji kondisi di lapangan. Badan Nasional Penanggulangan Bencana belum menerima adanya laporan korban jiwa. "Hingga saat ini, belum ada laporan korban jiwa, namun proses pendataan dan verifikasi terus dilakukan di lokasi terdampak," kata dia.
Dia menjelaskan, BPBD Kabupaten Sarmi bersama instansi teknis, TNI–Polri, dan relawan telah mengaktifkan posko siaga darurat 24 jam untuk mengantisipasi gempa susulan serta memastikan kebutuhan dasar masyarakat terdampak terpenuhi. Tim gabungan juga melakukan asesmen terhadap kondisi infrastruktur vital, akses transportasi, dan jaringan komunikasi.
"Warga diminta tidak berada di dekat bangunan yang rusak atau retak, serta menjauhi area berisiko seperti tebing dan lereng curam," ujar dia.
Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono menjelaskan, gempa Sarmi termasuk jenis gempa dangkal yang diakibatkan aktivitas sesar aktif di wilayah utara Papua.
“Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal akibat adanya aktivitas Sesar Anjak Mamberamo,” ujar Daryono, Kamis (16/10/2025).
Dari hasil mekanisme sumber, gempa memiliki pola pergerakan naik (thrust fault), yang umum terjadi pada zona patahan anjak di kawasan Papua bagian utara.
BMKG juga mencatat, guncangan paling kuat dirasakan di wilayah Sarmi dengan skala intensitas V MMI, artinya getaran dirasakan oleh hampir semua penduduk dan banyak orang terbangun dari tidur.
Di Jayapura, gempa dirasakan pada skala III MMI, terasa nyata di dalam rumah seperti getaran truk besar melintas. Sementara di Wamena, getaran tercatat dengan intensitas II MMI, dirasakan oleh beberapa orang dan membuat benda gantung bergoyang.
Editor : Kastolani Marzuki
Artikel Terkait