MERAUKE, iNews.id - Korban penganiayaan yang kepala diinjak dua orang prajurit TNI AU, Steven (17), ternyata mempunyai hubungan akrab dengan seorang anggota dari Lanud JA Dimara, Peltu Deny Zulkarnaen. Keduanya berteman akrab sejak lima tahun lalu.
Peltu Deni Zulkarnaen memiliki kemampuan berkomunikasi secara linguistik atau bahasa isyarat, sehingga bisa berinteraksi dengan Steven. Prajurit TNI AU ini juga aktif dalam perkumpulan difabel di Kabupaten Merauke, Papua.
Setelah kekerasan yang dialaminya pada Senin (26/7/2021) lalu, Steven bertemu dengan Peltu Deni di salah satu warung lalapan ayam di Jalan Raya Mandala Spadem Merauke.
Sambil menunggu pesanan makan, keduanya terlihat akrab dan saling bercengkrama. Dalam bahasa isyarat, Peltu Deni mengajak Steven agar mau bersekolah lagi, karena dia beberapa tahun putus pendidikan.
Selain mengajak untuk sekolah lagi, Peltu Deni juga berjanji akan mencarikan pekerjaan buat Steven. Mendengar nasihat dari prajurit TNI AU tersebut, Steven kemudian berjanji agar tidak menenggak minuman keras (miras) lagi dan bersedia melanjutkan sekolah.
Tidak hanya itu, Steven juga bertekad akan menjadi anak yang baik dan akan membantu orang tuanya, bahkan Steven berjanji untuk rajin beribadah ke Gereja.
Pada akhir perbincangan, Steven menyampaikan perasaan senangnya dapat berjumpa dengan Peltu Deni dan berharap dapat bertemu kembali untuk melanjutkan perbincangan mereka.
Sebelumnya aksi dua oknum prajurit TNI AU yang melakukan kekerasan dengan menginjak kepala, Steven, penyandang tunarungu di Kabupaten Merauke, Papua, viral di media sosial. Netizen pun menyayangkan aksi keduanya yang dinilai arogan dan tidak berperikemanusiaan.
Menyikapi aksi tersebut, Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto memerintahkan Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Fadjar Prasetyo mencopot Komandan Lanud JA Dimara, Kolonel Pnb Herdy Arief Budiyanto.
Editor : Andi Mohammad Ikhbal
Artikel Terkait