14 Alat Musik Papua, Unik dan Tradisional
JAKARTA, iNews.id - Alat musik Papua punya beragam jenis dengan keunikannya masing-masing. Kebanyakan alat musik tradisional ini dimainkan dengan cara ditiup maupun ditabuh dan terbuat dari bahan alamiah.
Berikut ini telah dirangkum 14 alat musik Papua dari berbagai sumber. Alat musik ini biasa digunakan untuk upacara adat maupun penghibur hati masyarakat Bumi Cenderawasih di tengah alam yang indah.
Alat musik Papua yang pertama yakni Tifa. Bentuknya mirip gendang dan sering digunakan untuk mengiringi tarian adat maupun tarian perang.
Alat musik ini terbuat dari kayu yang dilubangi pada bagian tengah dan ditutup menggunakan kulit hewan. Berbagai macam ukiran juga menghiasi alat musik tersebut tergantung filosofi yang ingin ditampilkan masing-masing suku Papua.
Triton merupakan alat musik Papua yang terbuat dari cangkang siput besar serta ujungnya telah dilubangi. Sebelum digunakan sebagai alat musik, Triton dulunya dipakai untuk memberikan peringatan kepada warga.
Cara memainkannya dengan meniup lubang kecil buatan yang akan menghasilkan suara indah.
Alat musik Papua satu ini mirip dengan Triton. Bedanya yang ini terbuat dari bambu.
Bambu ini dilubangi pada kedua sisinya dengan ukuran yang berbeda. Selain itu, ukiran dengan motif tertentu juga disematkan pada bagian luar alat musik tersebut.
Cara memainkan Fuu dengan meniup bagian lubang kecil hingga suara keluar dari lubang lain yang lebih besar.
Kaido yang juga dikenal sebagai Pikon terbuat dari bambu halus atau buluh yang diberi benang anggrek. Mulanya, Kaido diciptakan untuk menghilangkan rasa penat masyarakat Papua setelah berladang. Namun berkembang menjadi salah satu alat musik yang wajib ada pada upacara adat.
Cara memainkannya mudah, salah satu sisinya ditiup. Secara bersamaan benang anggrek ditarik untuk mengatur tinggi rendahnya nada.
Diyakini, nada yang dihasilkan dapat diterjemahkan sebagai bentuk pernyataan kesedihan, cinta, kegembiraan bahkan kebencian.
Bahkan pemuda Suku Mee kerap menggunakan Kaido untuk mengungkapkan perasaan cinta terhadap lawan jenis.
Satu lagi alat musik Papua yang terbuat dari bambu. Bagian atas bambu disayat hingga dalamnya terlihat. Kemudian, pada bagian atasnya diikatkan beberapa utas tali.
Krombi dimainkan dengan cara dipukul pada bagian tali tersebut menggunakan sebatang bambu kecil. Sama seperti Kaido, Krombi kerap digunakan sebagai pengiring upacara dan pesta adat.
Guota merupakan alat musik Papua dari bilah bambu yang bagian atasnya disayat sampai membentuk seperti senar. Alat musik ini mirip dengan Celempung dari Sunda, namun cara memainkannya berbeda.
Guoto bisa dimainkan dengan cara memetik senarnya dengan pelan.
Yi merupakan alat musik Papua dengan bentuk unik. Alat ini memiliki fungsi yang sama dengan Triton yaitu untuk mengumpulkan penduduk ke satu tempat. Cara memainkan alat ini yakni memukulnya dengan keras.
Alat musik tradisional Papua berikutnya yakni pikon yang berasal dari suku Dani. Alat musik ini terbuat dari bambu dengan ukuran hanya 5,2 cm saja.
Cara memainkannya dengan meniup bagian tengah bambu yang telah diberi lubang sambil menarik tari yang terhubung dengan lidi.
Kecapi mulut merupakan salah satu alat musik Papua. Berbeda dengan di Jawa, kecapi di Papua dimainkan dengan cara ditiup dan menarik talinya sampai mengeluarkan suara.
Alat musik tradisional Papua berikutnya yakni Paar dan Kee yang merupakan pasangan saling melengkapi. Cara menggunakannya di pinggang sehingga ketika penari bergoyang alat ini akan mengeluarkan suara.
Atowo merupakan alat musik Papua yang kini sudah jarang ditemukan. Alat musik ini memiliki bentuk panjang, bulat, kecil dan ringan ketika dipegang.
Cara memainkannya dengan memukul alat musik sampai terdengar bunyi yang indah.
Butshake merupakan alat musik yang terbuat dari bambu dan buah kenari. Cara memainkannya dengan diayunkan sampai alat ini mengeluarkan suara mirip gemericik.
Alat musik Papua berikutnya Amyen yang dimainkan dengan cara ditiup. Bentuk Amyen mirip seperti suling yang biasa digunakan untuk mengiringi upacara atau tarian tradisional.
Alat musik terakhir yaitu Eme yang berasal dari penduduk Kamoro, Papua. Untuk merangkai atau memasang alat musik tersebut perlu menggunakan darah manusia dan kapur dari hewan biawak.
Editor: Donald Karouw