get app
inews
Aa Text
Read Next : Kebakaran Barak Dapur TNI di Jayapura, Warga dan Prajurit Panik

5 Fakta Kematian Dokter Paru Satu-satunya di Nabire, Nomor 3 Tidak Wajar

Rabu, 15 Maret 2023 - 17:04:00 WIT
5 Fakta Kematian Dokter Paru Satu-satunya di Nabire, Nomor 3 Tidak Wajar
Menkes Budi Gunadi Sadikin saat melayat ke rumah duka dr Mawartih yang meninggal misterius di rumah dinas RSUD Nabire. (Foto: iNews/Yoel Yusvin)

JAKARTA, iNews.id - Dokter spesialis paru satu-satunya di Nabire, Papua Tengah dr Mawartih Susanty ditemukan meninggal dunia dalam rumah dinas RSUD Nabire, Kamis (9/3/2023). Kasus ini masih diselidiki polisi untuk mengungkap secara terang benderang terkait penyebab kematiannya.

Hampir sepekan berjalan, kasus kematian tak wajar ini masih berproses dan belum terungkap. Keluarga berharap agar penyebab meninggalnya Dokter Mawar dibuka secara transparan tanpa ada yang ditutup-tutupi.

5 fakta kematian dr Mawartih Susanty, dokter paru satu-satunya di Nabire:

1. Kronologi penemuan mayat

Warga Kelurahan Siriwini, Nabire, Papua Tengah digegerkan dengan penemuan mayat dokter perempuan di rumah dinas RSUD Nabire, Kamis (9/3/2023).

Kapolres Nabire AKBP I Ketut Suarnaya mengatakan, mayat korban ditemukan dalam rumahnya di perumahan dokter pukul 19.00 WIT.

Kronologi kejadian berawal saat saksi berinisial M (32) perawat/sopir dokter datang menjemputnya di rumah dinas untuk diantar ke tempat praktek di Apotik Pelita pukul 17.53 WIT. Sesampai di rumah korban, saksi menunggu di luar rumah, namun sang dokter tidak kunjung keluar.

Kemudian saksi menghubungi via WhatsApp namun tidak ada respons. Saksi lalu memanggil dan tidak ada jawaban sehingga dia menghubungi saksi lain berinisial RR (32) perawat di Apotik Mulia dan saksi F (30) perawat di Apotik Pelita untuk datang ke rumah dokter.

Sekitar pukul 19.00 WIT, saksi RR dan F tiba di rumah korban. Mereka memanggil korban namun tidak ada respons sehingga membuka pintu yang dikunci dari dalam dengan cara membuka jendela pintu samping.

Saat masuk ke dalam rumah, mereka menuju ke kamar yang tidak dalam keadaan terkunci namun tertutup rapat. Begitu dibuka, mereka mendapati korban di tempat tidur dengan kondisi mulut berbusa.

2. Polisi olah TKP

Mendapat laporan kejadian, anggota piket reskrim, timsus dan inafis Polres Nabire mendatangi TKP dan langsung melakukan olah TKP.

Kurang lebih 2 jam, tim Inafis Polres Nabire selesai melakukan olah TKP dan selanjutnya mengevakuasi jenazah korban ke RSUD nabire guna pemeriksaan lebih lanjut. Korban diketahui hanya tinggal seorang diri di rumah tersebut.

“Tim inafis Polres Nabire sudah ke tempat kejadian untuk olah TKP. Saat ini jenazah sudah di RSUD Nabire dan lagi diperiksa. Kami masih mendalami dan menunggu hasil pemeriksaan dokter terhadap jasad korban,” ujar Kapolres, Kamis (9/3/2023).

3. Mulut berbusa, luka lebam dan tulang rusuk patah

Faka mengejutkan disampaikan Ketua Perhimpunan Dokter Paru Cabang Papua dr Hendra Sihombing. Dia mengakui menerima informasi ada kejanggalan dalam kematian dr Mawartih.

"Jadi, kami sangat prihatin atas kejadian ini. Dari laporan itu ada ketidakwajaran. Kami masih menunggu hasil autopsi resmi dari polis. Kami berharap visum itu segera diselesaikan sehingga langkah-langkah selanjutnya bisa dilaksanakan dan berjalan dengan baik," katanya, Senin (13/3/2023).

Menurut laporan yang dia terima, korban ditemukan dalam kondisi mulut berbusa dan ada luka lebam di tubuh. Keluarga menyampaikan pada bagian punggung belakang tubuh korban membiru serta di bagian leher dan tulang rusuk patah.

"Kami masih menunggu hasil resmi dari autopsi Porli. Sebagai ketua, saya berharap kepada aparat penegak hukum untuk segera menyelesaikan kasus ini dengan titik terang penyelesaian terbaik dan pelaku segera ditangkap, diproses sesuai hukum yang berlaku," ujar Hendra.

4. Menkes janji buka kasus secara transparan

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memastikan mengusut dugaan penyebab kematian tidak wajar dokter spesialis paru dr Mawartih Susanty di rumah dinas RSUD Nabire. Kemenkes sudah bekerja sama dengan Polri untuk penyelidikannya.

Menkes menegaskan, kasus ini akan diungkap secara transparan, terbuka dan tidak ada yang ditutupi.

"Membutuhkan waktu supaya tidak salah analisisnya. Nanti saya akan memberikan kesempatan kepada kepolisian karena mereka menjadi pemimpin dalam penyelidikan ini dibantu kemenkes," katanya, Senin (13/3/2023).

Menkes juga mengaku akan bertemu dengan Kapolri dan Panglima TNI untuk membahas keamanan dan keselamatan tenaga kesehatan yang bertugas di Papua.

5. Hasil autopsi sudah di tangan Menkes

Menkes Budi Gunadi Sadikin menyebut hasil autopsi dr Mawartih sudah diambilnya. Namun saat ini masih ada tahapan pemeriksaan lanjutan di laboratorium.

Mengenai hasil autopsi jenazah Dokter Mawartih yang diduga meninggal secara tidak wajar karena mulut berbusa dan ada luka lebam di tubuh diduga akibat tindak kekerasan, Menkes menyebut hal itu ranah Polri.

"Hasil autopsinya sudah saya ambil, ini masih menunggu beberapa hasil lab lagi nanti. Saya rasa itu wewenang kepolisian untuk bisa mengumumkan. Tapi, jaminan dari saya ini akan dibuka secara transparan karena itu juga diminta keluarga," katanya.

Saat ini, jenazah dr Mawartih telah dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Panaikang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Keluarga pun meminta agar kasusnya diusut tuntas.

Editor: Donald Karouw

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut