67 Anak Meninggal, Ratusan Balita Gizi Buruk Dirawat di RSUD Asmat
ASMAT, iNews.id - Jumlah balita dan anak yang meninggal dunia akibat wabah campak dan gizi buruk di sejumlah distrik di Kabupaten Asmat, Papua bertambah jadi 67 anak. Sebelumnya, awal pekan lalu jumlah korban meninggal akibat wabah penyakit tersebut sebanyak 61 anak.
Kasus meninggalnya puluhan anak dan balita itu terjadi sejak empat bulan terakhir mulai September 2017 hingga pertengahan Januari 2018.
Selain menyebabkan 67 anak dan balita meninggal, ratusan anak lainnya kini mendapat perawatan khusus akibat campak dan gizi buruk yang sudah masuk dalam Kejadian Luar Biasa (KLB). Pemkab Asmat saat ini mencatat ada sekitar 600 anak yang dirawat khusus di RSUD Asmat.
Kapolda Papua Irjen Pol Boy Rafli Amar mengatakan balita gizi buruk yang saat ini dirawat di beberapa puskesmas dan puskesmas pembantu (Pustu) akan dievakuasi tim Satgas ke RSUD Asmat agar mendapat perawatan yang lebih baik.
"Mereka memang perlu secara intensif mendapat perawatan khusus terutama yang kekurangan gizi," kata Boy Rafli di sela-sela menyerahkan bantuan kemanusiaan bagi balita dan anak di Distrik ATSJ, Kabupaten Asmat, Papua, Kamis (18/1/2018).
Dia mengatakan, untuk sementara ini tim Dokter Kesehatan (Dokkes) Polda Papua dan petugas Dinas Kesehatan akan melakukan pelayanan di Distrik ATSJ hingga beberapa hari ke depan untuk melayani kesehatan masyarakat di distrik tersebut.
Kunjugan tim kemanusian Polda Papua ke Kabupaten Asmat diawali dengan mengunjungi Distrik ATSJ. Tim kemanusian Polda Papua yang dipimpin langsung Kapolda Papua Irjen Pol Boy Rafli Amar ini membawa sejumlah tenaga medis dari Polda Papua dan sejumlah obat-obatan, serta makanan siap saji serta biskuit dan susu. Perjalanan ditempuh selama 2 jam dari Kota Agats melalui jalur laut.
Sebelumnya, tim Bakti Kesehatan Mabes TNI kembali melakukan pengiriman obat-obatan ke Kabupaten Asmat, Papua yang tengah dilanda wabah campak. Sebanyak 800 kilogram obat-obatan dikirimkan memalui Bandara Mozes Kilangin pada Rabu 17 Januari 2018 pagi, sekitar pukul 08.00 Wit, dengan menggunakan dua helikopter milik TNI Angkatan Darat Timika.
Proses pengiriman obat-obatan dilakukan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan warga di Kabupaten Asmat. Selain melakukan pengiriman obat – obatan melalui jalur udara, pengiriman juga dilakukan melalui jalur laut.
Editor: Kastolani Marzuki