5 Contoh Karya Seni yang Berasal dari Papua, Ciri Khas Masyarakat Bumi Cenderawasih

JAKARTA, iNews.id - Contoh karya seni yang berasal dari Papua ini patut disimak. Pasalnya, deretan kesenian ini telah merepresentasikan kebudayaan serta adat masyarakat Papua sejak dulu.

Karya seni Papua bentuknya beragam, mulai berupa patung hingga lukisan. Meski secara luas melingkupi karya sastra dan musik, namun secara prinsipnya karya seni Papua merujuk pada seni rupa.

Baca Juga

Contoh Karya Seni Visual Dua Dimensi yang Bergerak Beserta Pengertiannya

Hingga saat ini, karya seni Papua masih begitu dicintai oleh masyarakat dunia. Tak jarang karya seni tersebut dijual sebagai cenderamata untuk oleh-oleh liburan.

Berikut contoh karya seni yang berasal dari Papua, dirangkum dari berbagai sumber, Jumat (30/9/2022).

Baca Juga

82 Karya Seni Ditampilkan dalam Pameran Telusur Tanah Berjejak di Taman Budaya Jambi

Contoh Karya Seni yang Berasal dari Papua

1. Seni Ukir Asmat

Seni ukir yang menjadi tradisi Suku Asmat sangat lah unik dan memiliki nilai budaya yang tinggi. Diyakini, seni ukir Asmat memiliki hubungan erat dengan kehidupan religi masyarakatnya.

Sebagian besar orang Suku Asmat percaya dengan tradisi lisan mite, legenda dan dongeng yang dianggap sakral dan berhubungan dengan sejarah  kehidupan leluhur atau nenek moyang.

Baca Juga

Sebutkan Contoh Karya Seni Rupa Dua Dimensi, Ini Jawabannya

Kaum pria umumnya dikenal sebagai pemahat seni ukir Asmat. Ukiran tersebut kerap kali digunakan untuk kepentingan ritual. 

Setiap ukirannya memiliki ciri khas tersendiri, umumnya berasal dari kepercayaan yang memuja arwah para leluhur.

Baca Juga

Mentok Arts Festival 2022, Tampilkan Karya Seniman Lokal Mulai Pameran Foto Budaya hingga Tari

Secara umum, ukiran Suku Asmat terbadi dalam tiga jenis, yakni patung besar, patung kecilm dan ukiran pada alat-alat perkakas seperti dayung, tombak, perahu, tifa, dan sebagainya.

2. Sirew

Sirew merupakan pakaian tradisional wanita Suku Mangkaruai Robaha-Ansus, Pom, dan Serewen di Distrik Yapen Barat, Kabupaten Kepulauan Yapen.

Baca Juga

Mengintip Karya Seni Portrait 77 Tokoh Inspiratif di Hari Kemerdekaan

Sirew kerap digunakan sebelum pakaian modern muncul. Tak hanya sebagai penutup tubuh, sirew diyakini mengandung makna harga diri dan kebanggaan sebagai makhluk berbudaya.

Sirew terbuat dari manik-manik (raori) yang dipasang pada tali dan dianyam sehingga dapat diikatkan pada tubuh bagian bawah wanita. Persiapan pembuatan sirew tidak terlalu sulit, sebab bahan dasarnya menggunakan kulit kayu dan manik-manik. 

Pada zaman dahulu kulit kayu yang digunakan adalah kulit kayu ganemo. Namun saat ini pohon ganemo sudah sulit ditemukan di wilayah Yapen, sehingga masyarakat beralih menggunakan kulit kayu lain, seperti kulit kayu semang. 

3. Noken

Noken merupakan tas tradisional Papua. Biasanya dibuat dari serat kayu, daun, atau batang anggrek, dengan cara dianyam atau dirajut. Di Papua, kemahiran perempuan merajut noken dianggap sebagai tanda kedewasaan.

UNESCO pun telah menetapkan noken sebagai warisan budaya dunia tak benda di Paris, Prancis, pada 4 Desember 2012. Noken digolongkan dalam kategori 'in Need of Urgent Safeguarding' atau warisan budaya yang membutuhkan perlindungan mendesak.

4. Khombow

Khombow merupakan pembungkus tubuh atau lembar pakaian yang dipakai oleh nenek moyang masyarakat Pulai Asei di Jayapura. Filosofi yang terkandung dalam khombow sangat tinggi bagi orang Sentani.

Pasalnya, khombow hanya digunakan tiga kali sepanjang kehidupan manusia. Yakni, pertama, digunakan sebagai pembungkus saat seorang anak lahir. Kedua, digunakan sebagai pakaian pernikahan atau Malo oleh anak perempuan Sentani. Ketiga, digunakan sebagai pembungkus jasad saat seseorang meninggal dunia.

Sejak dulu, motif lukisan pada khombow terdiri atas 12 macam, di antaranya motif matahari, ular, cicak, kadal, Ikan, kaki burung bangau, belut, kelelawar,tupai terbang, daun-daun, bunga hutan, dan lainnya.

Ada pula lukisan yang berhubungan dengan aspek religi dan mitologi seperti lukisan Hu dan Yoniki. Lukisan yang berhubungan dengan aspek sosial ekonomi, seperti Fouw, Kasindale, Isomo, dan Kino.

5. Mahkota Rumbai

Mahkota rumbai-rumbai kerap digunakan oleh penduduk Papua sebagai pakaian adat. Mahkota itu kerap difungsikan sebagai hiasan tambahan baju adat masyarakat.

Adapun hiasan tebuat dari bulu burung kasuari berwarna putih atau kuning. Bulu burung kasuari dipilih sebagai bahan hiasan rumbai karena bentuknya yang unik dan menarik.

Tak jarang mahkota juga dihias oleh bulu kelinci, namun terkadang pula bulu burung kasuari dihilangkan dan diganti dengan ilalang.

Editor: Rizky Agustian