MIMIKA, iNews.id – Seorang pendulang emas tradisional yang hilang terseret arus Kali Kabur atau Sungai Aijkwa sejak 10 hari silam ditemukan tewas, Selasa (26/2/2019). Saat dievakuasi tubuh korban sudah tak utuh lagi dan ditemukan sekitar empat kilometer (Km) dari lokasi dilaporkan hilang.
Informasi yang dirangkum iNews, identitas korban diketahui bernama Bahudin, warga asal Palopo, Sulawesi Selatan (Sulsel), yang bermukim di kompleks Pasar Minggu, Kelurahan Kamoro Jaya (SP1), Distrik Wania, Kabupaten Mimika, Papua.
Bocah Hilang Terseret Arus di Aceh Jaya Ditemukan Meninggal
Humas Kantor SAR Timika Muhammad mengatakan, korban ditemukan rekan sesama pendulang emas pukul 06.30 WIT. Lokasi penemuan jenazah korban di Mile 34, Kali Kabur.
Kejadian itu kemudian dilaporkan kepada petugas Kantor SAR Timika dan aparat kepolisian setempat. Beberapa saat kemudian, petugas gabungan bergerak menuju Mile 34 Kali Kabur untuk mengevakuasi jenazah Bahudin ke kamar jenazah RSUD Mimika.
"Jenazah korban saat ini sudah berada di kamar jenazah RSUD Mimika untuk dilakukan perawatan dan pemeriksaan oleh petugas," ujar Muhammad di Mimika, Selasa (26/2/2019).
Diketahui, korban terseret arus banjir saat sedang mendulang butiran emas di Mile 37 Kali Kabur pada Sabtu (16/2/2019). Keluarga dan rekannya melakukan pencarian namun tak membuahkan hasil hingga melaporkannya ke Kantor SAR Timika, Selasa (19/2/2019).
Mendapat laporan, SAR Timika mengerahkan 10 petugas untuk melakukan pencarian dengan berjalan kaki menyusuri pinggiran Kali Kabur. Petugas juga menyisir aliran Kali Kabur dengan menggunakan perahu karet namun tak kunjung menemukan korban. Diduga, jasad korban terkubur dalam lumpur pasir sehingga sulit ditemukan petugas SAR Timika.
Kali Kabur atau Sungai Aijkwa merupakan tempat penyaluran pasir sisa tambang (sirsat) atau tailing PT Freeport Indonesia dari lokasi pabrik pengolahan konsentrat di Mile 74 Tembagapura menuju wilayah dataran rendah Mimika.
Warna air Kali Kabur yang hitam pekat itu menjadi daya tarik bagi ribuan pendulang emas tradisional dari berbagai daerah untuk mengais rezeki. Namun tidak sedikit di antara mereka menjadi korban karena terseret arus sungai yang deras.
Editor: Donald Karouw