Kisah Bocah Meninggal setelah Ditolak RSAL Merauke, Keluarga: Kami Kawal Terus Kasus Ini

MERAUKE, iNews.id - Beredar video seorang bocah meninggal setelah ditolak petugas Rumah Sakit Angkatan Laut (RSAL) Merauke, Papua.

Dalam video berdurasi 2 menit 50 detik yang diunggah di akun TikTok milik kaka tua yang mengaku sebagai kakak korban itu terungka peristiwa itu terjadi, Jumat (25/2/2022) malam.

Baca Juga

Sepanjang Pandemi, Sudah 370 Pasien Covid-19 di Bangka Meninggal

Bocah bernama Adrian Mahuze (11) siswa SD Negeri 2 Merauke itu kondisinya kritis akibat sakit yang dideritanya. Saat dibawa ke RSAL Merauke, bocah tersebut ditolak petugas tanpa alasan jelas.

Penolakan itu membuat pihak keluarga pasien marah karena menilai petugas medis bersikap masa bodoh dan tidak berperikemanusian.

Baca Juga

TNI AL Minta Maaf Bocah 10 Tahun Tewas usai Ditolak RSAL Merauke

Lantaran tidak ditolak, keluarga akhirnya membawa bocah itu ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Merauke yang berjarak 100 meter dari RSAL. Nahas, belum sempat diperiksa petugas medis RSUD Merauke, bocah tersebut meninggal. 

Jenazah korban kemudian langsung dibawa pulang keluarga ke rumah duka.

Kakak korban, Norbert Tebay mengatakan, pihak RSAL harus bertanggung jawab atas meninggalnya korban lantaran ditolak saat kondisinya sedang gawat darurat.

“Kami akan terus mengawal kasus tersebut hingga tuntas,” katanya, Minggu (27/2/2022).

Kepala Rumah Sakit Angkatan Laut (RSAL) Merauke, Letkol Laut (P) dr Nursito mengatakan, pasien atas nama Adrian Mahuze tiba di rumah sakit sekitar pukul 19.30 WIT. 

“Begitu tiba, pasien langsung dicek oleh tenaga medis di dalam kendaraan yang pakai pasien. Mengingat pasien adalah anak - anak dan dokter anak di RSAL tidak ada, sehingga petugas mengarahkan ke RSUD,” katanya.

Nursito pun meminta maaf dan siap bertanggung jawab atas meninggalnya pasien Adrian Mahuze. 

“Kasus tersebut akan menjadi dasar untuk dilanjutkan ke sidang kode etik dan pada saat persidangan kelurga korban tentunya diundang untuk menyaksikan jalannya sidang tersebut,” katanya.

Editor: Kastolani Marzuki