get app
inews
Aa Text
Read Next : Profil Sarwo Edhie Wibowo, Kakek AHY yang Ditetapkan Pahlawan Nasional

Kisah Jenderal Kopassus Menangis Kehilangan 11 Pasukan Terbaiknya karena Ledakan Bom

Jumat, 10 September 2021 - 18:43:00 WIT
Kisah Jenderal Kopassus Menangis Kehilangan 11 Pasukan Terbaiknya karena Ledakan Bom
Mantan Komandan Jenderal (Danjen) Komando Pasukan Khusus (Kopassus) Letnan Jenderal TNI (Purn) Sintong Panjaitan. (Foto: Istimewa)

JAKARTA, iNews.id - Mantan Komandan Jenderal (Danjen) Komando Pasukan Khusus (Kopassus) Letnan Jenderal TNI (Purn) Sintong Panjaitan punya kisah tidak terlupakan sepanjang kariernya. Dia pernah nyaris kehilangan nyawa dan kehilangan 11 pasukan terbaik akibat terkena ledakan bom.

Kisah ini diungkapkan Sintong Panjaitan dalam podcast di akun YouTube Puspen TNI. Insiden ledakan terjadi ketika Lulusan Akademi Militer Nasional tahun 1963 tersebut masih berpangkat letnan kolonel dan menjabat sebagai Komandan Satuan Anti Teror (SAT-81). 

Satuan itu dibentuk untuk menanggulangi terorisme yang selanjutnya menjadi embrio pembentukan Satuan Detasemen 81 (Den 81). Satuan 81 Kopassus atau dulunya lebih dikenal sebagai SAT-81/Gultor adalah satuan di Kopassus yang setingkat dengan grup dan merupakan prajurit terbaik dari seluruh prajurit TNI, bermarkas di Cijantung, Jakarta Timur. 

Mantan Komandan Jenderal (Danjen) Komando Pasukan Khusus (Kopassus) Letnan Jenderal TNI (Purn) Sintong Panjaitan. (Foto: YouTube Puspen TNI)
Mantan Komandan Jenderal (Danjen) Komando Pasukan Khusus (Kopassus) Letnan Jenderal TNI (Purn) Sintong Panjaitan. (Foto: YouTube Puspen TNI)

Sintong mengatakan, latihan yang diikutinya bersama para prajurit pilihan itu tergolong sangat berat. Sebanyak 11 personel gugur akibat ledakan bom dalam latihan untuk persiapan operasi itu. 

Dirinya sampai menangis karena tidak menyangka insiden itu terjadi. Apalagi, salah satu korban ledakan ajudannya bernama Miskar. Bahkan, suara Sintong juga masih bergetar menahan tangis ketika menceritakan kejadian itu.

"Karena begitu beratnya latihan itu, kita sudah kehilangan 11 orang yang gugur dalam latihan antiteror itu, 11 orang. Orang-orang terbaiknya di situ dulu 11 orang. Jadi kita nangis, termasuk ajudan saya namanya Miskar," kata Sintong, dikutip iNews.id.

Mantan Panglima Komando Operasi Militer Kolakops/Koopskam/Teritorial TNI di Timor Timur ini lebih lanjut menceritakan, saat kejadian, pasukannya latihan demolisi di Kopasssus. Mereka menggelar demonstrasi yang akan ditinjau Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), saat itu dijabat Jenderal TNI (Purn) Makmun Murod.

Setelah pasukannya melakukan persiapan penembakan, Sintong kemudian memeriksa sekeliling daerah yang akan ditinjau KSAD. Dia harus memastikan anak buahnya melakukan persiapan matang agar KSAD aman saat melakukan peninjauan dari atas, jangan sampai terkena ledakan.

"KSAD akan meninjau dari atas, supaya mereka aman kalau terjadi apa-apa, jangan kena mereka," ujar Sintong yang saat ini berusia 81 tahun.

Sintong pun kecewa karena ternyata menilai persiapan belum matang. Masih banyak alang-alang belum dipotong. Setelah itu, dia pergi meninggalkan lokasi dengan perasaan marah karena pekerjaan belum diselesaikan. Tiba-tiba, terjadi ledakan di area latihan yang mengenai timnya.

"Saya pergi karena saya agak marah kenapa ini belum diselesaikan. Saya tinggalkan. Tahu-tahu udah terjadi ledakan. Udah pada kena semua tim itu. Kita mengadakan penolongan, ambulans dan segala macam," katanya.

Sintong juga aktif mengevakuasi prajuritnya. Dia bahkan tidak menyadari perutnya robek dan mengeluarkan banyak darah. Ketika itu, dia langsung ditegur Edy Sudrajat.

"Saya juga waktu itu aktif sekali ikut ngangkatin mereka. Nah, waktu itu datanglah Pak Edy Sudrajat (KSAD ke-16). Waktu saya ikut nangkap, ditangkap saya. Kau masuk ke ambulans, dia bilang sama saya. Loh ada apa pak saya disuruh ke ambulans. Lihat dulu perutmu itu. Saya lihat, lho kok itu pada ada darah banyak. Di rumah pun, Pak Sintong kena, Pak Sintong kena," kata Sintong. 

Namun, Sintong selamat meski terkena ledakan. Dia merasa beruntung dan selamat karena pakaian dinas lengkap (PDL) dan kopelrim yang dikenakannya.

"Untunglah bahwa saya waktu itu pakai PDL, jadi pakai kopelrim. Kopelrim itu kan ada besinya di situ, kena masuk besinya itu, kena di perut saya, hanya merobek sebagian, tapi tidak kena masuk ke dalam  semuanya. Hanya, darahnya yang banyak," katanya. 

Mantan Danjen Kopassus Letnan Jenderal TNI (Purn) Sintong Panjaitan. (Foto: Istimewa)
Mantan Danjen Kopassus Letnan Jenderal TNI (Purn) Sintong Panjaitan. (Foto: Istimewa)

Kondisinya membuat Sintong harus dirawat di RSPAD. Namun, dia hanya sebentar dirawat karena lulusan Akademi Militer Nasional (AMN) tahun 1963 itu merasa kondisinya sudah membaik.

"Saya masuk RSPAD, hanya sebentar, enggak sampai satu hari. Saya bilang, dok, saya pulang aja. Okelah boleh kata dokternya. Jadi pulanglah saya," ujarnya.

Letjen TNI Sintong Panjaitan melanjutkan, setelah Satgultor tersebut terbentuk dan menjalani latihan-latihan, mereka kemudian melakukan operasi di Donmuang, Bandar Udara Internasional di Kota Bangkok, Thailand.

"Tapi sebelumnya, pada saat itu juga, karena kita udah tua-tua, diberikanlah suatu peninjauan bahwa perlu membuat satuan antiteror yang lebih mantap, itu lah lahirnya Den 81. Jadi Den 81 itu bukan yang pertama. Yang pertama Satgultor tahun 1972, tahun 1981 barulah lahir Detasemen Antiteror Kopassus," katanya.

Peristiwa pembajakan pesawat Garuda DC-9 Woyla pada tanggal 28 Maret 1981 menjadi salah satu tonggak penting bukan hanya sejarah pasukan khusus, tapi juga sejarah TNI.

Sintong memimpin pembebasan penumpang pesawat yang disandera oleh pembajak yang berasal dari kelompok Komando Jihad pimpinan Imran. Tim anti teror Kopassandha yang saat ini disebut Kopassus dipimpin Letkol Inf Sintong Panjaitan, berhasil melakukan penyerbuan ke dalam pesawat oleh dalam waktu sangat singkat. 

Pembebasan penumpang saat Peristiwa Woyla itu mengharumkan nama Indonesia di mata internasional. Kopassus, salah satu pasukan khusus Indonesia pun kian disegani negara lain.

Editor: Maria Christina

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut