Mengenal Dingiso atau Bakaga, Binatang Sakral dan Langka dari Hutan Papua

JAKARTA, iNews.id- Dingiso atau Bakaga dalam bahasa lokal, merupakan satwa endemik Papua yang tergolong langka dan dilindungi. Hewan ini pertama kali ditemukan oleh Dr. Tim Flannery pada 1994 dan diberi nama ilmiah Dendrolagus Mbaiso, yang berarti binatang sakral dalam bahasa Moni.
Informasi dihimpun dari Taman Nasional Lorentz, Kamis (18/7/2024) menyebutkan, kepercayaan tersebut muncul karena masyarakat Moni meyakini bahwa Dingiso roh leluhur mereka. Dingiso merupakan satwa yang memiliki nilai budaya bagi masyarakat Moni.
Habitat dan Klasifikasi
Dingiso ditemukan di Taman Nasional Lorentz, tepatnya di Camp Endasiga Kampung Sakumba Distrik Hitadipa Kabupaten Intan Jaya, Papua Tengah. Hewan ini termasuk dalam famili Macropodidae dan tergolong spesies sub-alpine karena habitatnya berada di ketinggian 3.200 hingga 3.400 meter di atas permukaan laut.
Karakteristik
Dingiso memiliki ciri khas, panjang kepala hingga tubuh 52-81 sentimeter, panjang ekor 40-94sentimeter dan berat 6,5-14,5 kilogram.
Ekornya panjang dan kuat, sehingga membantu keseimbangan dan memanjat. Kaki belakangnya juga panjang dan kuat, memungkinkan untuk melompat dan memanjat pohon.
Ciri khas lainnya memiliki telapak kaki yang besar dan kasar dengan cakar kuat untuk mencengkeram pohon. Kemudian, berbulu panjang berwarna hitam dengan kombinasi putih di bagian dada dan wajah.
Perilaku dan Makanan
Dingiso aktif pada siang dan malam hari. Hewan ini merupakan herbivora yang memakan daun dan buah-buahan, di atas pohon maupun di lantai hutan.
Status Konservasi
Dingiso dikategorikan sebagai spesies yang sangat langka (endangered) oleh International Union for Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN). Termasuk spesies langka karena hilangnya habitat akibat penebangan hutan dan perburuan liar.
Editor: Kurnia Illahi