Mengenal Kota Oksibil, Pusat Pemerintahan di Pegunungan Bintang Papua
JAKARTA, iNews.id - Oksibil merupakan sebuah distrik (kecamatan) sekaligus merupakan Ibu Kota Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua Pegunungan. Meski wilayahnya tak luas, di kota kecil inilah jalannya pemerintahan di Kabupaten Pegunungan Bintang dikendalikan.
Oksibil merupakan satu di antara 34 distrik di Pegunungan Bintang. Daerah ini menjadi satu-satunya kabupaten di Pegunungan Jayawijaya yang berbatasan langsung dengan Negara Papua Nugini.
Secara geografis, 90 persen wilayahnya terletak di dataran tinggi pegunungan dengan ketinggian 400 hingga 4.000 mdpl. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 15.683 km2 yang terbagi menjadi 34 kecamatan.
Letak Pegunungan Bintang berbatasan sebelah utara dengan Kabupaten Keerom dan Jayapura. Kemudian sebelah selatan dengan Kabupaten Boven Digoel, sebelah barat dengan Yahukimo dan sebelah timur dengan negara tetangga, Papua Nugini.
Di Pegunungan Bintang, Distrik Teiraplu menjadi wilayah terluas yang menempati 9,37 persen. Sebaliknya Distrik Oksebang menjadi distrik dengan wilayah terkecil dengan luas 22 km atau menempati 0,14 persen wilayah Provinsi Papua. Distrik Oksibil menempati 1,58 persen wilayah Kabupaten Pegunungan Bintang atau memiliki luas 248 km.
Pertanian tanaman pangan menjadi kegiatan utama penduduk kabupaten yang dihuni Suku Ngalum ini. Sama dengan suku-suku lain di Papua, Suku Ngalum sebagian besar hidup di dataran tinggi dan mengonsumsi umbi-umbian sebagai makanan pokok.
Tanaman umbi-umbian bisa dijadikan unggulan pertanian tanaman pangan mengingat produksi tanaman ini cukup banyak dan bisa digunakan oleh semua masyarakat.
Kabupaten Pegunungan Bintang dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 26 Tahun 2002 tanggal 11 Desember 2002 bersama 13 kabupaten lainnya di Provinsi Papua. Kabupaten ini memiliki kondisi geografis yang khas, sebagian besar wilayahnya pegunungan terutama di bagian barat.
Para penduduk bermukim di lereng gunung yang terjal dan lembah-lembah kecil dalam kelompok-kelompok kecil, terpencar dan terisolir. Dataran rendah hanya terdapat di bagian utara dan selatan dengan tingkat aksesibilitas wilayah yang sangat rendah sehingga sulit dijangkau bila dibandingkan dengan wilayah lainnya di Tanah Papua.
Hingga saat ini seluruh pelayanan di wilayah ini hanya dilakukan dengan transportasi udara menggunakan pesawat kecil jenis Cessna, Pilatus, Twin Otter, Cassa. Itu pun sangat tergantung pada perubahan cuaca yang sering berkabut. Keterbatasan transportasi udara dengan biaya angkutan yang cukup tinggi menyebabkan harga barang kebutuhan pokok dan bahan bangunan (terutama bahan import) menjadi sangat mahal, sehingga tidak terjangkau oleh daya beli masyarakat.
Okisibil juga menjadi daerah yang kerap mendapat teror dari kelompok kriminal bersenjata (KKB). Konflik antara kelompok bersenjata dan aparat masih kerapa terjadi di wilayah ini.
Editor: Donald Karouw