Pasien Rujukan Meninggal di Bandara Sentani, Pendarahan Hebat saat Turun dari Pesawat
JAYAPURA, iNews.id - Pasien rujukan meninggal di Bandara Sentani setelah mengalami pendarahan hebat sesaat usai tiba di Jayapura, Rabu (17/12/2025). Peristiwa tragis ini terjadi di area kedatangan Bandar Udara Internasional Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua.
Korban diketahui bernama Winderli Lanuru (34), seorang pasien rujukan asal Kabupaten Merauke. Dia dirujuk dari rumah sakit di Merauke untuk mendapatkan perawatan lanjutan di RS Dok II Jayapura.
Korban diketahui menderita gagal ginjal yang disertai pembengkakan pembuluh darah. Dia tiba di Bandara Sentani menggunakan pesawat Garuda Indonesia GA 657 pada pukul 10.50 WIT dengan pendampingan sang istri.
Sekitar pukul 10.58 WIT, korban turun dari pesawat dan berjalan menuju area kedatangan umum. Kondisi awal terlihat normal sebelum situasi mendadak berubah.
Kapolsek KP3 Udara Sentani Iptu Wajedi membenarkan kejadian tersebut. Dia menjelaskan pendarahan hebat terjadi beberapa menit setelah korban keluar dari ruang kedatangan.
"Jadi kami Monitor pada pukul 11.11 WIT, tepat saat korban keluar dari ruang kedatangan, pendarahan hebat tiba-tiba terjadi pada lengan tangan kiri korban akibat pecahnya pembuluh darah. Darah terlihat mengucur deras hingga mengundang kepanikan penumpang dan pengunjung bandara," ujar Iptu Wajedi, Rabu (17/12/2025).
Melihat kondisi itu, tim medis bandara, petugas kepolisian dan masyarakat sekitar langsung memberikan pertolongan darurat. Polisi yang bertugas segera menghubungi ambulans untuk mengevakuasi korban.
Sekitar pukul 11.17 WIT, korban dievakuasi menggunakan ambulans milik Karantina Kesehatan Bandara Sentani. Korban kemudian dilarikan menuju RS Yowari Doyo Baru, Sentani.
Namun upaya penyelamatan tidak membuahkan hasil. Pada pukul 12.18 WIT, pihak rumah sakit menyatakan korban meninggal dunia dalam perjalanan dari bandara menuju rumah sakit.
Peristiwa pasien rujukan meninggal di Bandara Sentani ini meninggalkan duka mendalam bagi keluarga korban. Kejadian tersebut juga menjadi perhatian serius terkait penanganan pasien rujukan dengan kondisi medis berat, khususnya dalam perjalanan udara jarak jauh. Hingga berita ini diturunkan, pihak berwenang masih melakukan pendataan dan koordinasi lanjutan terkait peristiwa tersebut.
Editor: Donald Karouw