Peninggalan Perang Jenderal Mac Arthur saat Rebut Papua dari Jepang

JAYAPURA, iNews.id - Jenderal Douglas Mac Arthur merupakan salah satu perwira perang dunia II dari Amerika Serikat yang berhasil merebut Papua dari Tangan Jepang. Peninggalan sejarah tersebut masih terlihat di wilayah Hamadi, Kota Jayapura.
Tank sisa-sisa perang dunia II yang ada di wilayah Hamadi tersebut menjadi catatan sejarah bahwa dulunya wilayah Papua merupakan benteng pertahanan pasukan Amerika Serikat (AS) di bawah pimpinan Jenderal Mac Arthur.
Alutsista ini menjadi saksi bisu pendaratan pertama tentara sekutu di Jayapura yang pada saat itu bernama Hollandia pada 22 April 1944.
Kisah ini berawal pada 7 Desember 1941, ketika Jepang memulai perang Pasifik dengan menyerang Pearl Harbour di Hawai. Kurang dari delapan jam kemudian Jepang kembali mengebom Clarc Field, utara Manila.
Tiga hari kemudian Jenderal MacArthur menyatakan Manila sebagai kota terbuka dan pindah ke Corregidor. Dua minggu kemudian, di bawah tekanan berat tentara Jepang, pasukan Amerika di Filipina ditarik ke Bataan (Teluk Manila).
Mereka meneruskan perlawanan terhadap Jepang selama tiga bulan. Pada Maret 1942, Presiden Franklin Roosevelt memerintahkan Mac Arthur dan keluarganya menuju ke Melbourne. Saat itu dia memiliki tugas khusus.
Mac Arthur yang harus melindungi Australia, dia memutuskan perjalanan melalui jalur laut. Ketika itu Jepang berusaha mengurung Port Moresby (Pelabuhan Jayapura) lewat pantai selatan Irian (sekarang Papua).
Setelah Jepang gagal mencapai sasarannya lewat laut, mereka dihentikan di darat pada September 1942 oleh pasukan Australia di bawah perintah Mac Arthur.
Sekutu kemudian mengambil alih pertahanan dan memulai suatu operasi militer yang panjang dan sulit untuk mengusir Jepang dari Irian.
Pada Februari 1943, Sekutu menang kendali atas Irian bagian tenggara dan mengeliminasi ancaman jalur laut. Kemenangan Mac Arthur terhadap Jepang di Irian adalah suatu langkah pertama dalam suatu operasi militer.
Tempat-tempat seperti Sorong, Sarmi, Manokwari, Teluk Kao dan lainnya tidak diserbu, tetapi diblokade dari udara dan laut. Kondisi ini membuat jaringan terputus hingga akhirnya Jepang menyerah.
Sama seperti pasukan Jepang yang mulai masuk Papua dengan mendaratkan pasukannya di Teluk Humboldt (sekarang Teluk Hamadi), Mac Arthur juga melalui jalur tersebut.
Pasukan kemudian berjalan kaki melalui Danau Sentani dan terus naik ke atas gunung. Mereka lalu membuat markas besar di bukit daerah Ifar Gunung.
Dari sini Mac Arthur kemudian merebut kembali Sarmi, Sorong, Manokwari dan Fakfak. Kedudukan tentara sekutu di Hollandia (Jayapura) semakin meluas hingga 6 Juni 1944 operasi militer di wilayah tersebut selesai.
Editor: Andi Mohammad Ikhbal