get app
inews
Aa Text
Read Next : Gempa Hari Ini Magnitudo 3,7 Guncang Dogiyai Papua Tengah

Perang Suku Pecah di Nabire Papua Tengah Dipicu Konflik Tapal Batas, 3 Orang Tewas

Selasa, 06 Juni 2023 - 20:22:00 WIT
Perang Suku Pecah di Nabire Papua Tengah Dipicu Konflik Tapal Batas, 3 Orang Tewas
Tangkapan layar perang suku antara Suku Dani dan Suku Mee di Distrik Uwapa, Kabupaten Nabire, Provinsi Papua Tengah. (Foto: iNews/Wendy Eko S)

NABIRE, iNews.id - Perang suku pecah di Distrik Uwapa, Kabupaten Nabire, Provinsi Papua Tengah, Senin (5/6/2023). Peristiwa ini mengakibatkan tiga orang tewas dari kedua belah suku yang bertikai yakni Suku Dani dan Suku Mee.

Informasi dirangkum iNews, perang suku terkait pencabutan patok tapal batas lokasi tanah di Kampung Urumusu, Distrik Uwapa, Nabire. Aksi saling serang antara Suku Dani dan Suku Mee terjadi di atas lahan tanah yang menjadi sumber pertikaian. Tampak para warga mempersenjatai diri dengan senjata tradisional seperti busur panah hingga parang panjang.  

Anggota Polsek Uwapa merespons dengan turun ke lokasi untuk penyelesaian konflik. Namun pertikaian tak dapat diredam karena banyaknya kelompok massa yang terlibat.

Kelompok dari Suku Dani dikenal dengan nama Isak Telenggen, Niko Telenggen dan Kuninggen telenggen bertemu dengan massa dari Suku Mee. Perang suku ini akhirnya pecah mengingat tingginya ketegangan yang terjadi di antara kedua kelompok tersebut.

Dalam perang suku ini, tiga korban meninggal dunia. Dua korban berasal dari Suku Mee, sedangkan satu korban lainnya Kepala Kampung Topo bernama Abner Wabes. Ketiga korban ini tewas akibat luka akibat serangan panah dan benda tajam.

Keterangan yang dihimpun di lokasi, penyebab utama pertikaian kedua suku ini diduga terkait permasalahan tapal batas lokasi tanah di Kampung Urumusu. Terdapat dua pelepasan tanah yang dilakukan di wilayah yang sama dan hal ini menjadi pemicu terjadinya konflik.

Palang tapal batas yang seharusnya mengindikasikan batas wilayah tersebut dilepas dan dikembalikan kepada Kepala Suku Wate Alex Raiki. Massa dari kedua suku juga meminta pembatalan surat pelepasan tanah ganda yang telah terjadi.

Seusai pertikaian, massa dari Suku Mee kemudian mengarak jenazah kedua korban tewas ke Pantai Nabire. Dalam proses arak-arakan sempat terjadi kericuhan yang membuat situasi semakin memanas.

Massa kemudian melanjutkan arak-arakan jenazah ke Kantor Gubernur Papua Tengah yang mengakibatkan kemacetan di sekitar Jalan Merdeka, Nabire.

Dalam penanganan kejadian ini, Polres Nabire mengerahkan personel untuk terus berupaya menjaga keamanan dan ketertiban di wilayah tersebut.

Sejauh ini belum ada keterangan resmi dari polisi setempat. Kejadian ini masih diselidiki untuk mengungkap lebih jelas kronologi dan faktor-faktor yang memicu pertikaian antara Suku Dani dan Suku Mee di Distrik Uwapa, Nabire.

Editor: Donald Karouw

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut