get app
inews
Aa Text
Read Next : 16 Korban Longsor Banjarnegara Masih Hilang, Operasi SAR Diperpanjang 3 Hari

Tragedi Banjir Bandang di Pegunungan Arfak, Ini Identitas 1 Korban Tewas dan 19 Hilang

Senin, 19 Mei 2025 - 15:01:00 WIT
Tragedi Banjir Bandang di Pegunungan Arfak, Ini Identitas 1 Korban Tewas dan 19 Hilang
Kondisi lokasi banjir bandang di Kampung Jim, Distrik Catubouw, Kabupaten Pegunungan Arfak, Provinsi Papua Barat, Jumat (16/5/2025) malam. (Foto: Ist)

JAKARTA, iNews.id - Tragedi banjir bandang yang melanda Kampung Jim, Distrik Catubouw, Kabupaten Pegunungan Arfak, Papua Barat, menyisakan duka mendalam, Jumat (16/5/2025). Selain menewaskan satu orang, bencana ini juga menyebabkan 19 warga lainnya dinyatakan hilang.

Korban tewas teridentifikasi sebagai Harun Meidodga, pria berusia 22 tahun. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), juga telah merilis nama-nama korban hilang untuk memudahkan proses pencarian dan identifikasi di lapangan.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan, para korban merupakan pendulang emas tradisional yang mendirikan tenda di bantaran sungai saat banjir datang menerjang.

"Sebanyak 19 orang masih dinyatakan hilang. Kami merilis identitas mereka untuk membantu proses pelacakan dan informasi bagi keluarga," ujar Abdul, Senin (19/5/2025).

Daftar 19 Korban Hilang

Pit Takaliumang (19 tahun)
George Takaliumang (55 tahun)
Yoce Takaliumang (40 tahun)
Billi Takaliumang (50 tahun)
Andre Mandage (20 tahun)
Fence Mandage (41 tahun)
Jhon (sekitar 40 tahun)
Jun (sekitar 25 tahun)
Olden Mote (sekitar 25 tahun)
Reki Mote (sekitar 35 tahun)
Jufri Sarenosa (sekitar 35 tahun)
Melkianus Mandacan (30 tahun)
Robertus Edison Nurak (sekitar 30 tahun)
Oktovianus Petrus Alwandi (23 tahun)
Laurensius Danilson (23 tahun)
Yan Leo (26 tahun)
Eleven Primus Elianus (29 tahun)
Epen (sekitar 20 tahun)
Erik (sekitar 25 tahun)

4 Korban Luka-Luka

Fretswan Unas (33 tahun)
Juandi Takaliumang (22 tahun)
Yeskiel Takaliumang (34 tahun)
Karunyak Takaliumang (44 tahun)

Saat ini upaya pencarian masih terus dilakukan tim gabungan BPBD, TNI, Polri dan masyarakat. Proses pencarian menghadapi kendala berat seperti akses sulit dan minimnya jaringan komunikasi di lokasi.

Abdul Muhari menekankan pentingnya meningkatkan kewaspadaan, terutama bagi warga yang beraktivitas di kawasan rawan bencana seperti lereng gunung dan tambang emas tradisional.

“Keselamatan jiwa adalah yang utama. Kami imbau warga untuk segera menjauh dari lokasi berisiko saat hujan deras dan melapor kepada aparat jika ada potensi bahaya,” ujarnya.

Editor: Donald Karouw

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut