3. Jenderal TNI (Purn) A. M Hendropriyono
Hendropriyono, seorang jenderal kelahiran Yogyakarta pada 7 Mei 1945 dengan nama lengkap Abdullah Makhmud Hendropriyono. Jenderal Kopassus ini juga hampir kehilangan nyawa saat bertempur di medan perang.
Insiden itu terjadi saat Hendropriyono menjalankan tugas memburu pimpinan pasukan Barisan Rakyat (Bara) Sukijan alias Siauw Ah San dalam operasi pembersihan Pasukan Gerilya Rakyat Serawak (PGRS) atau Pasukan Rakyat Kalimantan Utara (Paraku) pada 1973.
Saat itu Hendropriyono berpangkat kapten harus merayap sejauh 4,5 kilo meter di pedalaman hutan Kalimantan dan dia berhasil menemukan persembunyian pemimpin Bara kemudian memerintahkannya untuk menyerah.
Namun, Siauw Ah San tidak mau menuruti permintaan Hendropriyono. Mendengar itu, Hendropriyono mengerahkan pasukan untuk menyerbu dan mendobrak jendela.
Saat itu anggotanya, yakni Abdullah alias Pelda Ahmad Kongsenlani sobek dibagian perut diserang Siauw Ah San saat mendobrak pintu. Hendropriyono langsung melempar pisau komando kepada Siauw Ah San.
Lemparan pisau Hendropriyono hanya menyebabkan goresan ringan pada dada kanan Siauw Ah San. Lalu, Hendropriyono mundur beberapa langkah untuk menendang dada Siauw Ah San, namun Siauw Ah San masih sempat menghujamkan bayonet ke paha kiri Hendropriyono.
Melihat musuhnya terjatuh Siauw Ah San langsung berdiri dan hendak menusuk dada kiri Hendropriyono. Saat itu Hendropriyono berusaha melindungi diri.
Dengan susah payah Hendropriyono mengambil pistol M46 di punggungnya dan telah merosot dari celana akhirnya berhasil diambil lalu ditembakkan ke Siauw Ah San hingga terjatuh. Meski terluka cukup parah, tapi nyawa Hendropriyono selamat.
4. Letnan Jenderal TNI (Purn) Sutiyoso
Perwira tinggi kelahiran Semarang, Jawa Tengah pada 6 Desember 1944 ini tergabung dalam Operasi Flamboyan. Dia harus menyelamatkan empat anggotanya yang ditembak musuh.
Mantan Wakil Komandan (Wadanjen) Kopassus saat itu juga harus menghindari dari kejaran musuh yang terus mengincarnya.
Saat perang luar biasa masa itu terhadap keempat anggota yang tertembak, Sutiyoso tetap memilih untuk menyelamatkan anak buahnya. Bahkan, salah satu dari yang diselamatkan Sutiyoso meminta untuk ditinggal saja dan diberi granat untuk perlindungan terakhir.
Namun, hebatnya Sutiyoso tidak mau dan tetap memberi semangat pada rekannya itu. Upaya penyelamatan empat anggotanya kemudian berhasil.
Sutiyoso di bawah tembakan peluru Fretilin, membawa anggotanya menuju helikopter. Setelah perjuangan panjang, keempat anggotamua berhasil dievakuasi dan Sutiyoso melanjutkan perjalanannya ke perbatasan Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan menyusuri jalur pantai.
Itulah empat jenderal Kopassus hampir gugur di medan operasi. Betapa besar perjuangan dan tekad mereka demi melindungi Tanah Air.
Editor : Kurnia Illahi
Artikel Terkait