"Posisi batu ini berdiri, jadi memang ada unsur kesengajaan. Maksudnya memang orang yang membawanya ke danau kemudian diberdirikan," kata Hari
Kepala Balai Arkeologi Papua, Gusti Made Sudarmika mengatakan, batu ini peninggalan zaman megalitik. Saat itu manusia menjadikan batu besar sebagai tempat pemujaan.
Bukan hanya batu beranak ini, sejumlah situs zaman prasejarah juga sudah banyak ditemukan di Kabupaten Jayapura. Di antaranya Situs Tutari di Distrik Waibu, Menhir di bawah kaki Gunung Cyclop dan sejumlah penemuan lainnya.
Editor : Andi Mohammad Ikhbal
Artikel Terkait