Suasana berkabung menyelimuti seluruh anggota tim pada saat itu yang sedang dalam situasi kontak senjata. Namun perasaan tersebut tidak menghentikan semangat perjuangan mereka.
"Saya, dalam keadaan luka dan berdarah, berjalan kaki sejauh satu kilometer," kata Anton.
Ketika telah mencapai medan dengan situasi yang lebih kondusif, helikopter yang berasal dari Polri akhirnya datang dan berhasil melakukan pendaratan.
Evakuasi lantas dilakukan untuk Anton dan Syaifiddin dengan membawa mereka guna dirawat di Rumah Sakit Timika. Begitu juga jenazah rekannya, Bharatu Anumerta Komang.
Editor : Andi Mohammad Ikhbal
Artikel Terkait