Kaum pria umumnya dikenal sebagai pemahat seni ukir Asmat. Ukiran tersebut kerap kali digunakan untuk kepentingan ritual.
Setiap ukirannya memiliki ciri khas tersendiri, umumnya berasal dari kepercayaan yang memuja arwah para leluhur.
Secara umum, ukiran Suku Asmat terbadi dalam tiga jenis, yakni patung besar, patung kecilm dan ukiran pada alat-alat perkakas seperti dayung, tombak, perahu, tifa, dan sebagainya.
2. Sirew
Sirew merupakan pakaian tradisional wanita Suku Mangkaruai Robaha-Ansus, Pom, dan Serewen di Distrik Yapen Barat, Kabupaten Kepulauan Yapen.
Sirew kerap digunakan sebelum pakaian modern muncul. Tak hanya sebagai penutup tubuh, sirew diyakini mengandung makna harga diri dan kebanggaan sebagai makhluk berbudaya.
Sirew terbuat dari manik-manik (raori) yang dipasang pada tali dan dianyam sehingga dapat diikatkan pada tubuh bagian bawah wanita. Persiapan pembuatan sirew tidak terlalu sulit, sebab bahan dasarnya menggunakan kulit kayu dan manik-manik.
Pada zaman dahulu kulit kayu yang digunakan adalah kulit kayu ganemo. Namun saat ini pohon ganemo sudah sulit ditemukan di wilayah Yapen, sehingga masyarakat beralih menggunakan kulit kayu lain, seperti kulit kayu semang.
3. Noken
Noken merupakan tas tradisional Papua. Biasanya dibuat dari serat kayu, daun, atau batang anggrek, dengan cara dianyam atau dirajut. Di Papua, kemahiran perempuan merajut noken dianggap sebagai tanda kedewasaan.
UNESCO pun telah menetapkan noken sebagai warisan budaya dunia tak benda di Paris, Prancis, pada 4 Desember 2012. Noken digolongkan dalam kategori 'in Need of Urgent Safeguarding' atau warisan budaya yang membutuhkan perlindungan mendesak.
Editor : Rizky Agustian
Artikel Terkait