Tepat pukul 03.00 dini hari, 23 Juni 1962 sebanyak 213 prajurit Kopassus diterjunkan dari tiga pesawat C-130 Hercules di atas Merauke, Papua. Pilot TNI AU sudah berusaha terbang serendah mungkin agar saling berdekatan. Namun, tiba-tiba angin bertiup kencang sehingga para penerjun terpencar. Penerjunan memakai parasut statis jenis D1 buatan Rusia itu menjadi kacau.
Kondisi semakin diperparah karena peta yang digunakan tidak akurat. Akibatnya, Pasukan Naga ini diterjunkan 30 Km lebih ke arah utara dari dropping zone yang ditentukan. Kondisi Papua yang masih gelap gulita membuat para penerjun tidak mengetahui kondisi hutan di bawahnya. Tidak sedikit penerjun yang tersangkut di pohon dengan ketinggian 30-40 meter. Akibatnya, mereka kesulitan untuk turun, apalagi tali yang disediakan hanya 20 meter.
Ben Mboi mengatakan, saat itu, dia tersangkut di pohon dengan ketinggian 10 meter. Dia akhirnya berhail turun dengan selamat dengan berbagai upaya. Dia juga harus berpencar dengan anggota lainnya.
"Saya melepaskan diri dari ikatan payung terjun dengan menggunakan pisau dan memakai tali untuk terun. Beberapa gugur tergantung dan beberapa orang lainnya juga gugur tenggelam di rawa-rawa karena ransel terlalu berat," ucapnya.
Dia mengatakan, dalam operasi itu, peta yang mereka gunakan masih peta lama buatan 1937. Tujuan Benny Moerdani sebenarnya pantai selatan Irian Barat yang lebih dekat ke pusat pertahanan Belanda.
Editor : Maria Christina
Artikel Terkait