JAKARTA, iNews.id - Serangan Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB) atau Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua terhadap aparat negara dan masyarakat sipil beberapa bulan terakhir semakin mengganas. Aksi yang semakin brutal ini menyusul kegagalan mereka mendapatkan perhatian dari Sidang Umum PBB pada tanggal 22-29 September 2020 lalu.
Kapen Kogabwilhan III Kolonel Czi IGN Suriastawa mengatakan, KKSB di Papua semakin beringas dan membabi buta menyerang aparat negara dan masyarakat sipil untuk menunjukan keberadaannya yang semakin diabaikan masyarakat. Cara yang digunakan antara lain memprovokasi, meneror, mengorbankan masyarakat sipil kemudian memfitnah aparat TNI-Polri yang bertugas menjaga keamanan dan kedamaian di Papua.
"Tujuannya adalah agar masyarakat lokal tertekan dan terpaksa mendukung mereka serta mendapatkan perhatian dunia," kata Kapen Kogabwilhan III Kolonel Czi IGN Suriastawa, dalam siaran pers, Sabtu (10/10/2020).
Kolonel Czi IGN Suriastawa mengatakan, rangkaian kekerasan yang dilakukan KKSB ini terlihat semakin brutal dan gelap mata. KKSB tidak lagi memperhatikan siapa yang menjadi korban.
"Hal ini sangat disesalkan karena ini berarti pelanggaran terhadap HAM dan nilai-nilai kemanusiaan. Masyarakat sipil adalah pihak yang perlu dilindungi oleh semua pihak," katanya.
Menurut Suriastawa, sama seperti serangan-serangan sebelumnya, serangan KKSB terhadap Pos TNI pagi ini Sabtu (10/10/2020) di Kampung Koteka, Distrik Kenyam, Kab Nduga diduga untuk memprovokasi TNI agar membalas tembakan. Namun ternyata TNI bertindak profesional dengan tetap siaga dalam kedudukan pertahanannya dan terus mengintai arah datangnya tembakan.
"TNI akan membalas tembakan dengan terbidik bila anggota KKSB yang melakukan tembakan telah teridentifikasi dengan pasti untuk menghindari jatuhnya korban sipil di sekitar tempat kejadian. Hal ini juga dilakukan personel TNI lainnya yang bertugas di setiap tempat di Papua," katanya.
Kapen Kogabwilhan III juga menyampaikan, ada fenomena menarik dari taktik yang dimainkan KKSB akhir-akhir ini. KKSB berusaha memprovokasi TNI-Polri di setiap tempat, waktu dan kesempatan dan menyerang di tengah-tengah keramaian masyarakat sipil. KKSB berharap agar TNI-Polri membalas tembakan. Dengan begitu, bila ada korban jatuh dari masyarakat sipil, ini akan menjadi bahan fitnah dan berita bohong KKSB bahwa para korban dibunuh oleh TNI.
Menurut dia, cara ini merupakan pesanan dari pendukung KKSB di luar negeri yang selalu berbicara tentang pelanggaran HAM. Mereka membutuhkan bahan untuk memojokkan Pemerintah Indonesia di forum internasional, namun ternyata mereka lah pelakunya.
"Sudah beberapa kali kesempatan terbukti bahwa KKSB dan pendukungnya selalu memutarbalikkan fakta kejadian. Mereka tidak berkomentar bila korban yang terbukti mereka bunuh adalah warga sipil baik orang asli Papua maupun pendatang. Ini bukti bahwa mereka lah pelanggar HAM yang sebenarnya,” ujarnya.
Kapen Kogabwilhan III menegaskan, selama ini TNI bersikap profesional, tetap tenang, tidak membalas tembakan dari serangan-serangan mereka. Kenyataan di lapangan, KKB yang akan menembak dan berusaha membunuh warga sipil sebagai bahan fitnah kepada TNI-Polri.
“Semoga warga masyarakat dan dunia internasional bisa paham akan situasi ini dan tidak mudah percaya dengan fitnah dan berita bohong yang selalu dimainkan KKSB beserta kelompok pendukungnya di luar negeri,” kata Kapen Kogabwilhan III.
Editor : Maria Christina
Artikel Terkait