Ilustrasi prajurit Kopassus yang pernah mendunia lewat aksi pembebasan sandera dalam operasi Mapenduma. (Ist)
Omega Batkorumbawa, Sucipto

JAKARTA, iNews.id - Aparat gabungan TNI Polri dikerahkan menuju Distrik Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, Rabu (8/2/2023). Mereka memiliki misi yakni mengevakuasi 15 pekerja dan seorang pilot Susi Air.

Para pekerja ini sebelumnya mendapat ancaman dari kelompok kriminal bersenjata (KKB). Namun informasi terkini dari Polda Papua, mereka telah diselamatkan dan dievakuasi ke Kenyam lalu menuju Timika. Sementara sang pilot masih dalam pencarian.

Jauh sebelumnya pada 27 tahun silam, pernah ada peristiwa yang mengguncang mendunia, yakni operasi Mapenduma. Aktor utamanya yakni Kopassus di bawah pimpinan Danjen Kopassus Brigadir Jenderal Prabowo Subianto.

Misi operasi ini yakni pembebasan sandera di Mapenduma, Jayawijaya, Papua pada tahun tahun 1996. Saat ini, Mapenduma berada di wilayah Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan.

Satuan elite Kopassus ketika itu sukses membebaskan sandera yang ditahan Organisasi Papua Merdeka (OPM) pimpinan Kelly Kwalik

Operasi Mapenduma ini berlangsung selama 130 hari, tepatnya mulai 8 Januari 1996 hingga 9 Mei 1996. Kejadiannya berawal dari laporan penculikan Tim Lorentz 95 oleh kelompok OPM di Desa Mapenduma, Distrik Nduga, Jayawijaya.

Para sandera merupakan sekelompok peneliti dari Biological Sciences Club dari Universitas Nasional (Unas) Jakarta dan Emmanuel College dari Cambridge University. Mereka ketika itu sedang meneliti flora dan fauna di pegunungan serta budaya masyarakat di Papua. 

Operasi Mapenduma ini memang sangat sulit karena lokasi penyanderaan di tengah hutan. Terlebih di tahun itu TNI belum memiliki satelit, drone dan pesawat pengintai yang baik. Bahkan, peta topografis skala 1:50.000 tak ada. Yang ada hanya peta tangan.

Dalam menjalankan misi ini, Prabowo memutuskan untuk menyerang di enam titik sesuai hasil kajian tim intelijen. Hasilnya, Operasi Mapenduma berhasil membebaskan para sandera. Namun dari total 26 sandera, ada 2 orang yang meninggal dunia.


Editor : Donald Karouw

BERITA TERKAIT