Prajurit KKO Usman-Harun dihukum gantung di SIngapura. (Foto: Ist)

JAYAPURA, iNews.id - Pesan terakhir Prajurit KKO Usman-Harun untuk sang ibu sebelum dieksekusi mati sangat mengharukan. Tertulis dalam surat itu, mereka menghaturkan maaf dan memohon keikhlasan orang tuanya.

Pengabdian Sersan Dua (Serda) Usman dan Koplral Satu (Koptu) Harun Harun akan selalu dikenang. Pesan terakhir prajurit KKO (Koprs Komando) yang sekarang menjadi Koprs Marinir TNI AL mengisyaratkan bakti mereka kepada orang tua dan negaranya.

Prajurit KKO Usman-Harun diangkat sebagai pahlawan nasional. Keduanya diabadikan menjadi nama Kapal Perang Republik Indonesia berjenis korvet, KRI Usman Harun (359).

Kapal Perang Republik Indonesia. (Foto: Istimewa).

Dari buku 60 Tahun Pengabdian Korps Marinir, peristiwa bersejarah itu berawal ketika keduanya menyusup ke Singapura untuk menjalankan Operasi Dwi Komando Rakyat (Dwikora) yang digagas Presiden Soekarno.

Ketika itu, langit masih diselimuti awan hitam pekat dan ombak laut tidak begitu besar, sebuah perahu karet meluncur menerobos kegelapan malam. Sesekali terlihat tiga awak perahu karet tersebut terjun ke laut atau bergantungan di balik perahu hingga perahunya kelihatan seperti seonggok kayu yang terapung.

Serda KKO Usman dan Kopral KKO Harun. (Foto: Ist)

Ketiga awak perahu itu adalah anggota KKO AL yang sedang menyeberangi Selat Malaka melakukan penyusupan ke Singapura, untuk itu mereka harus berupaya keras agar lolos dari amatan patroli perairan Singapura.


Editor : Andi Mohammad Ikhbal

Halaman Selanjutnya
Halaman :
1 2 3 4 5 6
BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network