Lokasi Pesawat Twin Otter PK-CDC milik PT Carpediem yang sempat hilang kontak sejak Rabu (18/9/2019). (Foto: IST)

TIMIKA, iNews.id – Penyebab kecelakaan Pesawat Twin Otter DHC6-400 milik maskapai penerbangan Carpediem Air belum diketahui. Namun, Kapten Pilot Dasep Ishak Sobirin yang mengawaki pesawat yang hilang kontak pada Rabu (18/9/2019) itu dikenal sebagai pilot senior yang sudah berpengalaman menerbangi wilayah udara Papua.

Amrullah Hasyim, Kapten Pilot Senior yang juga instruktur pada pesawat Twin Otter DHC6-400 milik maskapai penerbangan Carpediem Air mengatakan, Kapten Pilot Dasep Ishak Sobirin telah memiliki jam terbang sekitar 18.000 karena sudah lama menjadi pilot.

“Beliau sempat terbang di Bouraq, kemudian di Avia Star dengan pesawat jenis Twin Otter DHC6-300. Kemudian bergabung dengan maskapai Airborne dengan pesawat jenis Twin Otter DHC6-300 di daerah Kalimantan dan terakhir bergabung dengan Carpediem sejak September 2018,” kata Kapten Amrullah, Senin (23/9/2019).

Menurut Amrullah, hampir semua rute di wilayah pedalaman Papua telah diterbangi oleh Pilot Dasep. Dia cukup menguasai medan di pulau yang dikenal sebagai salah satu daerah paling berbahaya bagi dunia penerbangan itu.

Pilot Dasep juga dikenal sosok yang rendah hati. Juniornya pada Flying School Juanda Surabaya angkatan ke-5 itu dikenal sangat menghormati orang lain. Sosoknya juga dikenal rendah hati.

“Kalau bertemu teman lama, selalu berpelukan, termasuk kepada saya. Selalu respect kepada siapa pun. Meskipun dia junior saya (Kapten Amrullah angkatan ke-3 Flying School Juanda), dari segi jam terbang dan kemampuan skill-nya sudah cukup matang,” kata Kapten Amrullah.

Hingga kini, nasib Pilot Dasep bersama dua orang kru yaitu Co-Pilot Yudha dan Ujang selaku mekanik serta seorang penumpang pesawat Twin Otter DHC6-400 PK-CDC itu belum diketahui.

Posko utama SAR di Bandara Mozes Kilangin Timika pada Minggu (22/9) mengonfirmasikan telah menemukan benda-benda yang diduga serpihan pesawat Twin Otter PK-CDC tersebut di lereng pegunungan Distrik Hoeya, Kabupaten Mimika. Lokasinya pada ketinggian 13.453 kaki atau sekitar 3.900 meter di atas permukaan laut.

Kapten Amrullah berharap junior dan rekan-rekannya bisa ditemukan dalam keadaan selamat. “Harapan saya kawan-kawan saya dalam kondisi sehat, mereka mungkin belum mendapat pertolongan saja. Dengan tidak memancarnya signal peralatan ELT (Emergency Locator Transmitter), ada harapan kawan-kawan saya bisa ditemukan dalam kondisi sehat. Tapi apa pun juga kami semua harus siap menerima kenyataan,” katanya.

Sehari sebelum insiden hilang kontaknya pesawat Twin Otter PK-CDC itu, tepatnya pada Selasa (17/9/2019), Kapten Amrullah mendampingi Pilot Dasep terbang dari Bandara Mozes Kilangin Timika menuju Ilaga, Kabupaten Puncak dengan pesawat yang sama.

“Hari Selasa pagi saya terbang dengan beliau ke Ilaga lalu kembali ke Timika dan melanjutkan perjalanan ke Jakarta. Ternyata hari Rabu (18/9/2019) terjadilah insiden ini sehingga saya harus kembali ke Timika pada Kamis (19/9/2019).

Diketahui, Senin pagi ini, posko utama operasi SAR di Bandara Timika melakukan pencarian pesawat Twin Otter PK-CDC yang hilang kontak tersebut. Sejumlah armada helikopter didukung dua pesawat milik TNI AU dan pesawat Twin Otter PK-CDJ milik PT Carpediem dikerahkan untuk persiapan mengevakuasi para korban dan serpihan pesawat di lokasi kecelakaan ke Timika.

Komandan Lanud Yohanes Kapiyau Timika Letkol Penerbang Sugeng Sugiharto mengatakan, operasi SAR untuk persiapan evakuasi para korban harus dilakukan secepatnya dalam waktu paling lama dua jam lantaran kondisi cuaca di lokasi kecelakaan pesawat Twin Otter PK-CDC sangat cepat berubah.


Editor : Maria Christina

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network