Masa pelatihan Denjaka berlangsung selama enam bulan dengan rincian pemberian materi sebanyak 20 persen. Selebihnya, calon anggota dituntut mengaplikasikan materi tersebut lewat praktik lapangan. Pelatihan dilakukan di Bumi Marinir Cilandak, Jakarta Selatan, dengan nama Penanggulangan Teror Bidang Laut (PTAL).
Selama pelatihan, anggota Denjaka mempelajari cara menyusup dengan terjun payung, bergerak lincah di laut dengan daya tahan tinggi, hingga bertahan hidup di darat.
Rangkaian pelatihan ini merupakan level berat. Tak heran jika setiap tahunnya hanya sekitar 50 personel yang lolos dari ujian.
Calon anggota Denjaka juga harus siap ditempa terjangan ombak ganas Laut Banyuwangi, Jawa Timut, dalam kondisi tangan dan kaki terikat, sebagai bentuk latihan penyelamatan diri. Mereka juga menjalani pelatihan darat, salah satunya bertahan hidup hanya dengan bekal garam serta memanfaatkan sumber makanan di hutan.
Tidak hanya itu, calon anggota dituntut menguasai medan udara. Mereka dibekali materi mengenai kemampuan tempur udara seperti terjun payung. Segala bentuk latihan ini dilakukan karena anggota Denjaka harus menguasai seluruh medan tempur, termasuk darat dan udara.
Tidak heran jika kemampuan seorang anggota Denjaka disebut-sebut setara dengan 12 prajurit TNI reguler. Misi-misi Denjaka dikenal cenderung rahasia, layaknya pasukan elite TNI lainnya.
Editor : Maria Christina
Artikel Terkait