SORONG, iNews.id - Puluhan warga di Distrik Manoi, Kota Sorong, Papua Barat, menolak penyelenggaraan rapid test di kampungnya. Mereka khawatir hasilnya nanti akan reaktif dan dipaksa menjalani karantina.
Warga enggan mengikuti pemeriksaan ini karena alasan ekonomi. Mereka tak ingin dikarantina, sehingga menyulitkan mereka untuk bekerja dan mempengaruhi pemasukan harian mereka.
Padahal puluha warga dari RT 02 RW 05 di Kelurahan Klaligi, Distrik Manoi ini telah kontak dengan pasien positif virus corona. Penularan Covid-19 di sana berawal dari pasien klaster Ijtima Dunia 2020 di Kabupaten Gowa.
Kepala Puskesmas Malawei, Alviana Martaudang mengatakan, total ada 55 orang yang sempat kontak erat dengan pasien tersebut. Mereka dijadwalkan menjalani rapid test pada Selasa (19/5/2020) kemarin.
"Warga setempat menolak dilakukan rapid test, karena apabila mereka reaktif dan harus dikarantina, beban hidup seperti kontrakan dan kredit tidak dapat dilunasi," kata Alvina di Kota Sorong, Papua Barat, Selasa (20/5/2020).
Mereka menolak pemeriksaan dengan menutup pintu gerbang dan lorong kawasannya. Warga memilih isolasi mandiri di dalam rumah masing-masing. Petugas medis pun terpaksa pulang karena warga tak ingin menjalani rapid test.
"Jumlah warga Kelurahan Klaligi yang telah dinyatakan positif virus corona sebanyak 12 orang dan kini menjalani isolasi. Penyebaran virus corona di kawasan tersebut berawal dari 2 pasien Klaster Gowa," ujarnya.
Editor : Andi Mohammad Ikhbal
Artikel Terkait