Petugas kesehatan memberikan imunisasi kepada seorang anak di Sulut. (Foto: Antara)

Dirjen Maxi menyebut kenaikan kasus campak di Provinsi Papua Tengah disebabkan oleh rendahnya cakupan imunisasi MR untuk anak-anak pada 2022.

Berdasarkan laporan Kemenkes, cakupan imunisasi Measles dan Rubella (MR) 1 hanya 64,1 persen, kemudian turun menjadi 48,6 persen pada Imunisasi MR 2.

“Temuan kami di lapangan, 87 persen kasus yang telah dilaporkan belum pernah mendapatkan imunisasi MR. Ini terjadi di hampir semua kelompok umur, bahkan status imunisasinya sebagian besar nol,” katanya.

"Situasi tersebut menjadikan Provinsi Papua Tengah masuk dalam kategori berisiko untuk penularan campak rubela," kata Maxi.

Atas kejadian ini, Kementerian Kesehatan telah melakukan berbagai langkah antisipasi, di antaranya melakukan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi Papua Tengah dan Dinas Kesehatan di tujuh kabupaten terkonfirmasi.

Kemenkes juga meningkatkan surveilans aktif dan pemantauan penemuan kasus baru di Provinsi Papua Tengah, meningkatkan cakupan imunisasi, dan memenuhi kelengkapan fasyankes untuk persiapan penanganan kasus campak.

“Setelah menerima laporan ini, kami bergegas melakukan upaya tindak lanjut agar tidak semakin meluas,” ujarnya.

Maxi mengingatkan bahwa imunisasi MR masih menjadi cara yang ampuh untuk mencegah dua penyakit sekaligus, yakni campak dan rubella.

Dia mengimbau masyarakat untuk tidak ragu mendatangi fasilitas pelayanan kesehatan terdekat untuk mendapatkan imunisasi MR.


Editor : Nani Suherni

Sebelumnya
Halaman :
1 2

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network