3 Anakan Hiu Belimbing Dilepasliarkan di Raja Ampat, Ini Penampakannya
MANOKWARI, iNews.id - Tiga anakan hiu belimbing dilepasliarkan secara terpisah di perairan Laguna Wayag, Raja Ampat, Papua Barat Daya. Pelepasliaran anakan hiu ini dilakukan Badan Riset Inovasi Daerah (BRIDA) Provinsi Papua Barat, Minggu (19/3/2023).
Kepala BRIDA Papua Barat Charlie D Heatubun menuturkan, pelepasliaran ketiga anakan hiu belimbing merupakan pencapaian besar dari implementasi Proyek StAR (Stegostoma tigrinum Augmentation and Recovery) yang dikembangkan selama 3 tahun.
"Ketiga anakan hiu belimbing yang dilepasliarkan itu bernama Audrey, Kathlyn dan Charlie," ujar Heatubun, Minggu (19/3/2023).
Sebelum dilepasliarkan, ketiganya masih berupa telur yang diterbangkan dari SEA LiFE Sydney Aquarium di Australia pada 5 Agustus 2022. Anakan hiu ini dipelihara bersama telur-telur lainnya di Raja Ampat Research and Conservation Centre (RARCC).
Ada dua anakan hiu dilepasliarkan perdana pada 13 Januari 2023 yang dihadiri berbagai mitra dalam kelompok kerja Proyek StAR Indonesia serta masyarakat adat Kawe.
"Pelepasan dua anakan hiu perdana yaitu Charlie dan Kathlyn, lalu tanggal 13 Februari kemarin satu lagi kami lepasliarkan," katanya.
Dia menerangkan, Proyek StAR bekerja untuk mewujudkan sebuah program konservasi spesies dengan metode translokasi telur dan restocking anakan hiu belimbing di perairan Raja Ampat. Program ini menggabungkan kesuksesan pengembangbiakkan hiu belimbing di akuarium dengan upaya perlindungan dan pelestarian hiu belimbing pada habitatnya.
Selama ini kata dia, sudah tiga kali pengiriman telur belimbing dari SEA LiFE Sydney Aquarium Australia, Shark Reef Aquarium di Mandalay Bay dan Las Vegas Aquarium Amerika Serikat. Dari delapan telur embrio di lokasi penangkaran RARCC dan Misool Ecoresort, ada lima telur telah menetas menjadi anakan hiu belimbing.
Pemilihan Laguna Wayag sebagai lokasi pelepasliaran karena masuk kawasan konservasi Kepulauan Waigeo, sekaligus bagian dari Geopark Raja Ampat yang ditetapkan oleh United Nations Educational, Science and Culture Organization (UNESCO).
“Secara ilmiah telah terkonfirmasi sebagai lokasi pengasuhan pari manta (Manta birostris, Red) pertama di dunia,” ucapnya.
Editor: Donald Karouw