get app
inews
Aa Text
Read Next : Presiden Prabowo Minta RS di Papua Diaudit usai Ibu Hamil dan Bayi Meninggal Ditolak 4 Rumah Sakit

Fakta Pilu Kasus Irene Sokoy di Papua, Ibu Hamil dan Bayi Meninggal usai Ditolak 4 RS

Selasa, 25 November 2025 - 19:19:00 WIT
Fakta Pilu Kasus Irene Sokoy di Papua, Ibu Hamil dan Bayi Meninggal usai Ditolak 4 RS
Fakta Pilu Kasus Irene Sokoy: keluarga berduka, pemerintah perintahkan audit layanan kesehatan di Jayapura. (Foto: iNews)

JAYAPURA, iNews.id - Fakta Pilu kasus Irene Sokoy di Papua mengguncang publik. Irene merupakan ibu hamil yang meninggal dunia bersama bayinya diduga lantaran tidak mendapat penanganan medis yang cepat, bahkan sampai ditolak empat rumah sakit di Kabupaten dan Kota Jayapura.

Irene Sokoy merupakan warga Kampung Hobong, Sentani, Jayapura yang mengeluh kontraksi pada Minggu (16/11/2025) siang. Keluarga membawanya dengan speedboat ke RSUD Yowari, Kabupaten Jayapura. Kondisinya memburuk karena sesak napas dan bayi tak kunjung lahir, sementara dokter disebut tidak ada di tempat.

“Hampir jam 12.00 malam, surat belum juga dibuat,” ujar Kepala Kampung Hobong sekaligus mertua korban, Abraham Kabey dikutip dari iNews Jayapura, Selasa (25/11/2025).

Menurutnya saat itu, ambulans baru tiba sekitar pukul 01.22 WIT. Rujukan awal menuju RS Dian Harapan, Kota Jayapura. Keluarga menyebut tidak ada tindakan medis, hanya diminta menunggu tanpa penanganan.

“Rujukan itu tanpa koordinasi. Kalau sebelumnya sudah ada komunikasi, kami tidak mungkin diperlakukan seperti ini,” kata Abraham.

Penolakan disebut berlanjut di RSUD Abepura. Ketiadaan dokter memicu tidak adanya respons hingga terjadi keributan. Keluarga lalu bergerak ke RS Bhayangkara di Kotaraja.

Dua perawat memeriksa korban di ambulans. Keluarga diminta uang muka Rp4 juta karena kamar BPJS disebut penuh dan tersisa kelas VIP.
Permintaan agar tindakan medis didahulukan diduga ditolak.

Selanjutnya korban kemudian dirujuk kembali ke RSUD Jayapura. Dalam perjalanan menuju Entrop, kondisi Irene kritis dengan mulut berbusa dan napas tersengal. Keluarga memutarbalik ke RS Bhayangkara, namun pukul 05.00 WIT Irene dan bayinya dinyatakan meninggal pada Senin (17/11/2025).

“Kami sangat menyesal dengan tindakan para petugas rumah sakit yang tidak ada rasa kemanusiaan,” kata Abraham.

Duka keluarga disampaikan kepada Gubernur Papua saat pertemuan di Jembatan Kuning Sentani, Jumat (21/11/2025) malam.
Peristiwa ini membuat keluarga terpukul.

Tragedi ini memicu kemarahan Gubernur Papua Matius D. Fakhiri. Dia menyebut peristiwa tersebut sebagai “kebodohan pemerintah”.
Seruan evaluasi menyasar tata kelola layanan kesehatan.

Gubernur meminta penanggung jawab layanan segera memperbaiki koordinasi rujukan. Dia menekankan pelayanan darurat tak boleh terhambat administrasi. Nyawa pasien harus diutamakan.

Presiden Prabowo Subianto merespons tegas. Melalui Mendagri Tito Karnavian, Presiden memerintahkan audit segera atas rumah sakit dan pejabat terkait.

“Ya, saya melapor pada beliau. Jadi di antaranya itu, perintah beliau untuk segera lakukan perbaikan audit,” ujar Tito, Senin (24/11/2025).

Tito menyampaikan telah berkomunikasi dengan Gubernur Papua.

Editor: Donald Karouw

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut