Informasi Mutilasi di Distrik Meagabume, Kapolres Puncak: Berita Itu Hoaks
PUNCAK, iNews.id - Kapolres Puncak Kompol I Nyoman Punia membantah informasi yang saat ini tengah beredar di media sosial, yakni mengatakan adanya warga yang dimutilasi, sebab berita tersebut adalah tidak benar atau hoaks.
Bahkan, dia memastikan, bahwa gambar dan foto yang disebarkan hanya editan dari pihak yang tidak bertanggung jawab dan sengaja menyebarkan informasi untuk membuat suasana di Kabupaten Puncak, Papua Tengah menjadi tidak aman.
“Saya baru saja bersama Bupati bertemu warga di sana, dan ternyata warga sendiri sampaikan, bahwa informasi-informasi di luar kejadian penembakan di Distrik Meagabume, itu hoaks dan tidak benar,” ucapnya.
Kapolres Puncak mengakui terjadi kontak tembak antara TNI dan Kelompok Sipil Bersenjata yang menyebabkan dua korban meninggal dunia, yakni satu warga atas nama Terina Murib dan satu anggota TNI Praka Jumardi, dan sekitar delapan orang warga luka-luka.
Kejadian ini berawal ketika TNI mendengar ada tembakan di tempat kejadian. Saat TNI hendak ke sana, ternyata memang ada KKB menembak anggota. Namun, soal informasi mutilasi itu sama sekali tidak benar atau hoaks.
“Bagaimana mau mutilasi, sementara kami punya anggota TNI saja jadi korban, diberondong dengan tembakan, jadi itu tidak benar informasi soal mutilasi,” ujarnya.
Lanjut Kapolres, dia dan Bupati Puncak baru saja datang dari Distrik Sinak untuk melihat kondisi masyarakat yang tengah mengungsi. Pemerintah daerah juga sudah bersedia menyediakan bahan makanan untuk warga di sana. Bahkan, dalam pertemuan dengan masyarakat, mereka menginginkan agar kondisi di Sinak kembali aman dan damai.
“Sebetulnya, masyarakat Sinak sangat mendambakan itu kedamaian, ketentraman, hanya ada kelompok-kelompok yang tidak bertanggung jawab yang ingin agar masyarakat takut,” tuturnya.
Kapolres mengatakan, kondisi terakhir di Distrik Sinak sudah berangsur-angsur kondusif, meski anggota tetap waspada. Masyarakat masih trauma dan mengungsi keluar dari kampungnya, karena ada warga dan TNI yang tewas, serta ada yang luka-luka, itu wajar saja.
Untuk itu, saat ini dari pihak gereja, kepala suku, dan pemerintah sedang bekerja sama, sehingga dalam waktu yang tidak terlalu lama, warga yang takut tersebut, mereka bisa kembali ke kampung halamannya, honaynya, agar Distrik Sinak kembali pulih dan aman lagi.
“Saya juga berharap kepada maskapai penerbangan untuk jangan takut lagi terbang ke Distrik Sinak, karena anggota TNI-Polri sudah mengamankan bandara, kalau maskapai tidak terbang ke sana, kasihan sekali masyarakat di sana, ekonomi akan lumpuh karena satu-satunya akses ke sana lewat udara,” katanya.
Editor: Anindita Trinoviana